Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahmat Priatna, Pemulia Domba Garut

Kompas.com - 28/10/2009, 03:42 WIB

”Proses pemurnian dimulai dengan mengawinkan domba garut yang layak diduga memiliki gen bagus. Domba garut yang layak diduga memiliki gen bagus biasanya memiliki silsilah yang jelas,” katanya.

Domba garut yang ikut kontes biasanya memiliki catatan silsilah dengan bukti siapa indukannya. Proses perkawinan untuk pemurnian itu dilakukan hingga generasi keempat. Artinya, pada generasi kedua hingga keempat domba garut harus dikawinkan dengan pasangan yang kualitasnya bagus.

”Setelah generasi keempat gen domba garut sudah bagus secara permanen jika kemudian dikawinkan dengan domba garut lain yang asli,” kata Rahmat. Sama seperti manusia, domba juga dilarang kawin dengan domba lain yang memiliki hubungan darah karena akan menghasilkan gen yang jelek.

Dalam proses pemurnian itu, Rahmat mencatat dengan teliti silsilah keturunan dari Lipur, Dewa, dan Bagja, agar tidak terjadi perkawinan sedarah. ”Ketiga keturunan dari pejantan itu saling saya kawinkan. Berdasarkan catatan yang saya miliki, tidak terjadi perkawinan sedarah sehingga kualitas domba yang dihasilkan setelah generasi keempat memang bagus,” katanya.

Rahmat mengatakan, setelah mendapatkan domba garut dengan gen yang asli, budidaya menjadi sangat menguntungkan. Dari 14 domba garut yang dimurnikan itu, Rahmat membudidayakannya dengan sistem maro atau bagi hasil dengan peternak tradisional di Cimande, Kecamatan Cisaat, dan Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.

Awalnya dia mengajak peternak tradisional yang masih memelihara domba lokal atau domba garut yang tidak asli lagi. ”Ternyata tidak sulit mengajak mereka memelihara domba garut asli. Setelah melihat bukti bahwa memelihara domba garut asli lebih menguntungkan, mereka percaya,” kata Rahmat.

Rahmat memilih peternak tradisional yang umumnya tinggal di daerah pertanian. Beberapa peternak yang bermitra dengan Rahmat bahkan tinggal di kaki Gunung Gede Pangrango yang jauh dari pusat keramaian. ”Memelihara domba garut itu hanya perlu tiga hal: kemauan, rumput, dan air. Domba garut termasuk sangat tahan penyakit sehingga tidak perlu terlalu takut akan terserang penyakit yang mematikan,” katanya.

Kalaupun terserang penyakit, tidak sulit mengobatinya. ”Obat-obatan tradisional sangat ampuh menyembuhkan penyakit yang menyerang domba garut. Buah pinang, misalnya, manjur untuk mengobati cacingan atau daun serai untuk kutu kulit. Obat-obatan tradisional lain bisa diramu dari lengkuas atau daun cabai rawit,” kata Rahmat.

Tahun 2007 populasi domba garut asli milik Rahmat yang diternakkan dengan sistem maro sudah mencapai 300 ekor. Jumlah itu berkurang 100 ekor pada tahun berikutnya karena dijual Rahmat menjelang Idul Adha.

Budidaya domba garut asli, kata Rahmat, sangat menguntungkan dibandingkan dengan domba jenis lainnya. ”Setiap delapan bulan domba garut betina bisa beranak dua. Ini amat menguntungkan para peternak yang hanya perlu mencari pakan sepulang dari bertani di sawah atau ladang. Domba bisa menjadi tabungan yang menguntungkan bagi mereka,” kata Rahmat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com