Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul: Tunggu Audit BPK

Kompas.com - 28/10/2009, 13:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Inisiasi pengajuan hak angket untuk membongkar kasus Bank Century (sekarang Bank Mutiara) belum diikuti PKS.

Menteri Komunikasi dan Informasi yang juga mantan Ketua Komisi I DPR RI dari F-PKS, Tifatul Sembiring, mengatakan bahwa pihaknya memilih untuk menunggu hasil audit investigasi Bank Century yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Menurutnya, ini dilakukan untuk menghormati BPK.

"Nanti kita lihat perkembangannya. Memang, ada beberapa teman (anggota DPR) mengusulkan angket. Tetapi, tunggu BPK selesai melakukan audit," ujarnya seusai jumpa pers, Rabu (28/10) di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Jakarta.

Menurutnya, hasil audit investigasi BPK nantinya akan mengungkapkan kejelasan kasus Bank Century, termasuk kepastian terhadap unsur pidana dalam kasus ini. BPK juga akan mengungkapkan pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab di balik kasus ini.

"Nanti, BPK akan bicara dengan DPR, hasilnya seperi ini lho, siapa yang bertanggung jawab. Ini kan belum clear," ujar anggota Dewan Syuro PKS ini.

Namun, Tifatul lebih jauh mengatakan bahwa dia belum berkomunikasi secara rinci dengan fraksi partai-nya. Sebab, sejak Selasa (27/10), dia resmi mengundurkan diri sebagai Presiden PKS dan Ketua Komisi I DPR RI. Di samping itu, selama ini dia masih disibukkan dengan berbagai kegiatan sebagai menteri. Terkait hal ini, Tifatul menyerahkan seluruh keputusan kepada internal partai.

"Tetapi saya di F-PKS sendiri hari ini belum update, nanti saya akan lihat. Saya sudah mengundurkan diri lho kemarin dari Presiden PKS," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com