Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

API: Indonesia Belum Siap Hadapi FTA

Kompas.com - 19/12/2009, 12:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Pertekstilan Indonesia menilai Indonesia belum siap menghadapi pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas atau FTA pada 1 Januari 2010. Pasalnya, penerapan perjanjian ini bakal mengancam produk dalam negeri karena adanya serbuan produk China.

"Negara kita yang enggak siap menghadapi China. Bukan cuma antara pengusaha tekstil saja," kata Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian C Ismy saat diskusi mingguan bertajuk "Ketika Produk China Menyerbu" di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (19/12/2009).

Ernovian mengatakan, pemerintah seharusnya fokus untuk memperbaiki kondisi dalam negeri, seperti masalah infrastruktur dan listrik, sebelum berani menandatangani FTA tersebut. Penguatan infrastruktur dan listrik dinilai akan menekan pengeluaran para pengusaha sehingga produk mereka diharapkan mampu bersaing dengan produk asing.

"Tahun depan, katanya PLN mau naikin TDL. Apa mereka tahu kami (pengusaha tekstil) mau menghadapi persaingan dengan China. Itu terlihat kan, tidak ada koordinasi," ungkapnya.

Hal senada disampaikan Direktur Pusat Advokasi dan Konsultasi Ritel Indonesia dan Praktisi Bisnis Glodok, Hermawi F Taslim.

Dia menyesalkan keikutsertaan Indonesia dalam FTA tersebut. Sebenarnya, pemerintah belum siap menghadapi FTA ini karena belum sejumlah masalah dalam negeri belum beres. Hal itu seperti masalah infrastruktur, birokrasi yang tidak efisien, sistem pengkreditan, dan pemerintah yang masih kurang koordinasi.

"Pemerintah enggak siap. Kalau rakyatnya, siap. Menengah ke bawah itu tangguh. Kalau kita tangguh, kita siap saing," ucapnya.

Meski demikian, dia menilai bahwa penerapan FTA berpotensi membuat pengusaha kehilangan pendapatan utamanya. Sebab, pengusaha lokal tidak mampu bersaing dengan produk-produk China yang makin murah dan membanjiri pasar domestik.  Padahal, sumber pendapatan tersebut merupakan keahlian satu-satunya yang dimiliki secara turun temurun.

"Ketika impor China masuk, maka akan banyak orang kehilangan pekerjaannya dari keahlian yang turun-temurun," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com