Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berharap Jepang Bantu Koridor Ekonomi

Kompas.com - 11/01/2010, 17:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, seperti di kawasan Mumbai, India, yang ditetapkan juga sebagai Koridor Ekonomi bagi pemicu pertumbuhan di India, Pemerintah Indonesia juga berharap enam koridor ekonomi di Indonesia mendapat bantuan dana dari pemerintah Jepang.

"Kawasan Mumbai di India juga ditetapkan sebagai koridor ekonomi. Ada 150 juta dollar AS untuk mengembangkan Mumbai sebagai pemicu pertumbuhan. Sedangkan sisanya dari para pengusaha di India sendiri untuk menambah modal pengembangan," kata Mari, dalam keterangan pers, seusai mendampingi Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan  Industri Jepang Masayuki Naoshima bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (11/1/2010).

Menurut Mari, dengan penetapan enam Koridor Ekonomi, Pemerintah Indonesia berharap pemerintah Jepang nantinya juga akan membantu enam daerah Koridor Ekonomi baru itu.

Mari menambahkan, enam daerah Koridor Ekonomi akan disamakan dengan lima daerah kawasan ekonomi khusus, yang akan mendapat keutamaan dalam infrastruktur dan investasi.

Namun, dalam keterangan persnya setelah bertemu Presiden Yudhoyono, Masayuki Naoshima sama sekali tidak menyinggung soal enam Koridor Ekonomi meskipun sebelumnya ia bersama delegasi Jepang lainnya terlibat dalam Forum Indonesia-Jepang.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono menyatakan dukungannya terhadap enam daerah yang diidentifikasi sebagai koridor ekonomi baru bagi pemicu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi nasional 2010 berkisar 5-5,5 persen. Adapun target lima tahun mendatang sebesar 7 persen.

Enam daerah itu adalah Sumatera Timur, Pantai Utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Papua.

Enam Koridor Ekonomi merupakan potensi ekonomi yang diidentifikasi oleh sebuah lembaga riset bantuan Jepang yang  berkedudukan di Jakarta, yang disebut Economic Riset Institute for ASEAN and East Asia (Eria).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com