Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marni, Menyulam Modal Rp 50.000 jadi Ratusan Juta

Kompas.com - 14/01/2010, 10:50 WIB

Oleh Helena F Nababan

KOMPAS.com — Manusia berhak mengubah nasib masing-masing. Jalan menyulam dipilih Marni Nazarudin (39) pada 2005 dan mengantarkan dirinya menjadi perajin sulaman usus, kerajinan kain khas Lampung, yang terbilang sukses.

Perkenalan Marni dengan sulaman usus dalam bentuk kebaya terjadi tahun 1998. Saat itu ia bekerja di bagian desain kain tapis atau kain khas Lampung dan bordir di galeri dan butik milik Aan Ibrahim, desainer asal Lampung. ”Waktu itu saya hanya tahu soal sulaman usus, belum bersentuhan langsung,” ujar Marni.

Keterlibatan Marni yang sesungguhnya terjadi pada akhir tahun 2005. Sejak tahun 2003 suaminya tidak lagi bekerja di sebuah bank swasta. Ia sendiri sudah berhenti bekerja sejak akhir tahun 1998. Marni lantas mencari tambahan penghasilan dengan membuka warung makanan. Namun, usaha itu tidak menghasilkan. Kondisi keuangan keluarga kian terpuruk.

Pilihan membuat sulaman usus diambil ketika perempuan berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, itu menyadari, ia punya keterampilan membuat rancangan baju atau gaun berbahan sulaman usus. Dengan modal Rp 50.000, ia membeli 2 meter kain dan menjadikannya bolero atau baju atasan berbentuk rompi. ”Kain yang saya beli itu saya potong, jahit, dan saya jadikan sulaman usus, yang pada akhirnya saya bentuk menjadi bolero,” ujar Marni, ibu dari Dinni Citra N (16) dan Nabilla Zahara (11).

Baju kreasinya itu laku Rp 300.000. Marni pun giat membuat rancangan baju lain dari sulaman usus dan menjualnya.

Pada akhir tahun 2005 rancangan baju Marni memenangi juara pertama lomba desain baju kasual berbahan sulaman usus yang diselenggarakan Dewan Kerajinan Nasional Lampung. Marni pun berpartisipasi pada International Handicraft Trade Fair atau Inacraft di Jakarta tahun 2006.

Kepada pengunjung stannya, Marni menjelaskan, sulaman usus merupakan sulaman khas Lampung. Awalnya, sulaman usus hanya sebagai bebe atau kain penutup dada pada baju pengantin perempuan adat Lampung. Sulaman usus kemudian dikreasikan sebagai baju, kebaya, atau gaun.

Sulaman usus dibuat dari kain, biasanya kain satin atau sutra. Kain dibentuk segitiga dan dengan mesin dipotong memanjang seperti lembaran pita. Lembaran pita itu dijahit sisi kanan kirinya dan dibalik dengan menggunakan lidi.

Setelah dirapikan, lembaran pita berubah bentuk menjadi seperti pipa-pipa pipih panjang menyerupai usus ayam. Muncullah istilah sulaman usus. Untuk membuat kebaya, gaun, atau baju, perajin akan menempelkan pita-pita usus ke pola baju, kebaya, atau gaun yang sudah dibuat dengan cara menjahit.

Di pola tersebut perajin lantas merajut pita-pita usus dengan benang nilon dan menyulam aneka motif. Bahan kain yang lembut dan jatuh memungkinkan pembentukan motif-motif tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com