JAKARTA, KOMPAS.com - Ini imbauan bagi pengelola Anjungan Tunai Mandiri atau ATM, agar bisa memberikan rasa aman bagi nasabah.
Bank dengan jaringan ATM luas sebaiknya mulai menggiatkan patroli untuk mencegah terulangnya lagi pembobolan dana nasabah melalui mesin pengganti teller itu. Agar efektif, patroli ATM sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam seminggu pada setiap ATM.
"Pada setiap ATM yang diperiksa, harus dipastikan apakah ada keanehan atau tidak," ujar Ekonom Dradjad Hari Wibowo di Jakarta, Minggu (24/1/2010).
Menurut Dradjad, bank sebaiknya tidak mengandalkan masyarakat dalam mengamankan dananya di ATM karena banyak nasabah yang tidak tahu dan faham bentuk skimmer (alat digital yang mampu mengklon dan memindai seluruh data yang ada dalam sebuah ATM, biasanya disusupkan pada bagian memasukan kartu ATM ). Masyarakat akan semakin tidak faham jika ada teknologi baru pada skimmer itu.
Meski demikian patut diperhitungkankan bahwa patroli ATM tersebut dengan sendirinya akan menambah biaya operasional bank dalam jumlah yang besar. Jika biaya operasional membengkak, nantinya akan mempersulit bank dalam menurunkan suku bunga pinjaman.
"Apalagi dibandingkan negara lain, besarnya simpanan per nasabah di Indonesia relatif lebih kecil. Ini membuat biaya pelayanan per nasabah menjadi terlalu tinggi, sebagai rasio terhadap besarnya simpanan per nasabah," ujar Dradjad.
Atas dasar itu, Bank Indonesia (BI) sebaiknya mendukung melalui peraturan yang terkait dengan penurunan biaya teknologi informatika dan pelayanan nasabah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.