Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermat Memilih Asuransi Jiwa

Kompas.com - 10/03/2010, 13:27 WIB

KOMPAS.com - Asuransi jiwa menjadi salah satu kebutuhan penting terkait perencanaan keuangan. Belakangan ini, produk unit link termasuk kategori asuransi jiwa yang semakin bertumbuh dan memberikan banyak penawaran. Sebaiknya teliti sebelum memiliki investasi yang juga punya proteksi ini. 

Pilih produk yang memberi ruang bagi nasabah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Ada produk yang menggiurkan, karena hanya dengan menyisihkan 10 ribu rupiah perhari, Anda bisa membayar premi untuk proteksi dan investasi jangka panjang. Namun bukan sekadar murah, Anda perlu juga meneliti seberapa luas penyesuaian yang bisa Anda lakukan.

Misalkan, mengubah manfaat investasi, dalam hal ini menaikkan, mengurangi, atau bahkan menghilangkan manfaat proteksi, disesuaikan dengan besaran premi. Apakah kemudian premi juga akan bertambah atau mengikuti premi sebelumnya, jika kemudian nasabah melakukan penyesuaian manfaat sesuai kebutuhan.

Syafriadi Hutagalung, manager agen asuransi sebuah asuransi jiwa mengatakan, produk asuransi sebaiknya representatif dan menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah. "Nasabah sebaiknya dilibatkan dalam mengatur keuangannya. Model lama, institusi keuangan bertindak sepihak dalam kepemilikan produk sudah tidak relevan lagi melihat kondisi kekinian," papar pria yang kerap disapa Adhie kepada Kompas Female.

Untuk memastikan produk tersebut aman, teliti juga institusi keuangan penerbit produk. Hal ini bisa dilihat dari profesionalisme agen asuransi. Tanyakan saja, apakah si agen memiliki sertifikasi dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) misalkan. Bisa juga dengan mengenali kinerja perusahaan yakni dengan mengukur pengakuan industri asuransi terhadapnya. Penghargaan dari sejumlah media ekonomi atas performance perusahaan bahkan pengakuan dunia perlu menjadi pertimbangan.

Sementara, perencana keuangan, Aidil Akbar Madjid mengatakan sebaiknya pilih asuransi jiwa murni. Artinya tidak ada pembayaran dari perusahaan asuransi selama nasabah masih hidup untuk proteksi penyakit tertentu, yang bisa diklaim ke penerbit produk unit link. "Asuransi jiwa murni artinya pembayaran dilakukan jika nasabah meninggal," papar Akbar.

Akbar mengakui banyak kemudahan yang diberikan oleh investor jika memiliki unit link. Namun keuntungan yang bisa diperoleh relatif kecil. Diakuinya, produk yang masuk kategori advance ini bisa jadi sangat bagus sebagai investasi proteksi. Namun belum tentu cocok dengan setiap orang.

Akbar menyarankan orang dengan penghasilan 2-3 juta per bulan sebaiknya memilih produk investasi lain. Produk investasi seperti emas logam mulia atau deposito lebih tepat. Namun pilihan ini tetap dikembalikan kepada kebutuhan Anda, jangka pendek, menengah, panjang, dan risikonya.

Sebaiknya pilih produk asuransi dengan lebih dahulu mendiskusikan secara detil keunggulan dan kelemahannya. Agen asuransi profesional semestinya menyediakan ruang untuk berdiskusi dan tidak sekadar "menjual" produk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Whats New
    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Whats New
    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    Whats New
    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Whats New
    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Whats New
    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com