Manajer Sumber Daya Manusia PT Drydocks World Graha Baharum, kemarin, menyatakan, sejumlah kerusakan akibat amuk massa buruh pada Kamis pekan lalu belum diperbaiki karena petugas penghitung kerugian belum bekerja.
”Tapi, faktor yang tak kalah pentingnya adalah keamanan. Kami ingin semua karyawan, baik (warga negara) asing maupun lokal, bekerja dalam kondisi aman dan nyaman. Ini yang masih diusahakan,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, ribuan buruh galangan kapal PT Drydocks World Graha di Batam, Kepulauan Riau, mengamuk di dalam lokasi pabrik, Kamis pekan lalu. Aksi yang awalnya dipicu pernyataan bernada rasisme oleh seorang pekerja ekspatriat itu ditengarai merupakan akumulasi perasaan tertindas akibat ketidakadilan yang dialami buruh selama ini.
Aksi yang berlangsung sekitar dua jam itu menyebabkan kantor manajemen dan gudang penyimpanan peralatan kerja rusak dan hangus terbakar. Kaca-kaca pecah. Dokumen kantor, termasuk gambar produksi, musnah.
Kantor pemilik tak luput dirusak pula. Sedikitnya 27 mobil dirusak, enam di antaranya dibakar. Mobil tersebut milik perusahaan, pribadi, dan tamu.
Selain PT Drydocks World Graha, PT Drydocks World memiliki dua anak perusahaan lainnya di Batam, yakni PT Drydocks World Pertama dan PT Drydocks World Nanindah. Ketiga perusahaan galangan kapal tersebut berada dalam satu kawasan di Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Batam.
Pascaamuk massa buruh di PT Drydocks World Graha, ketiga perusahaan itu lumpuh. Namun, Senin ini PT Drydocks World Pertama dan PT Drydocks World Nanindah sudah bisa beroperasi.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Ajun Komisaris Besar Anggaria Lopis mengatakan, pengamanan di kawasan PT Drydocks World Graha masih terus dilakukan. Terkait kembali beraktivitasnya ribuan buruh, Senin pagi ini, Anggaria menyatakan, pengamanan dilakukan seperti biasa.