Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur PLN Menangis di Gedung DPR

Kompas.com - 18/05/2010, 16:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dahlan Iskan menangis dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (18/5/2010). Air matanya tak terbendung ketika menjawab pertanyaan anggota Dewan tentang dua ibu kota provinsi yang terus mengalami kekurangan pasokan listrik sehingga kerap kali terjadi pemadaman listrik.

Anggota Dewan mempertanyakan penyebab masih seringnya Palu dan Lombok mengalami pemadaman listrik, padahal keduanya adalah ibu kota provinsi. Dengan suara bergetar, Dahlan mengatakan sudah melakukan berbagai upaya sampai dirinya harus menandatangani sendiri proposal pembelian listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dari pengelola listrik swasta lokal karena bawahannya tak mau menandatangani pembelian tersebut. Mereka takut masuk penjara. Demi Palu dan Lombok, Dahlan berani menempuh risiko.

"Biar saja saya dipenjara karena saya tidak tahan Palu yang belum berlistrik. Masak di tahun 2010 masih ada ibu kota provinsi yang belum berlistrik. PPA akan segera dibuat dan akan segera diteken," tuturnya dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca.

Dahlan mengaku miris dengan kondisi kedua kota besar di Indonesia tersebut yang kerap mengalami krisis listrik. Apalagi, dengan kondisi Palu yang memang kesulitan sumber daya untuk diolah menjadi tenaga listrik. "Ini berat karena Palu itu kan panas bumi tidak punya, air tidak punya, angin tidak punya. Satu-satunya yang ada hanya PLTU batu bara, tapi itu pun terkendala dan tidak selesai-selesai," katanya masih terisak.

Oleh karena itu, dirinya berani menempuh risiko dengan membeli listrik dari PLTU milik lokal dengan harga Rp 700 per kWh. Sementara itu, di akhir rapat, Komisi mengapresiasi keberanian Dahlan melakukan terobosan dalam mengatasi krisis listrik di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com