Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Progresif Bakal Turunkan Pasar Motor 5 Persen

Kompas.com - 04/06/2010, 14:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain produsen mobil, motor pun sedikit gelisah sehubungan dengan keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pajak kepemilikan kendaraan bermotor secara progresif jadi diterapkan. Ini akan berdampak pada melemahnya penjualan karena mayoritas pengguna motor datang dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Presiden Direktur PT Yamaha Kencana Motor Indonesia (YMKI) Dyonisius Beti menjelaskan, penjualan diprediksi melemah karena lebih dari 70 persen pengguna motor membeli via kredit. Sementara itu, mekanisme kredit memerlukan nama penanggung jawab cicilan yang punya slip gaji dan ini biasanya dipegang kepala keluarga.

Saat ini, lanjut Dyon, rata-rata satu rumah di Jakarta memiliki motor dua unit untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat anak beranjak dewasa dan membutuhkan transportasi, maka yang akan dipilih cenderung motor. Hal ini kembali menjadi tanggung jawab si ayah.

"Melambatnya penjualan akan terjadi dalam dua sampai tiga bulan pertama sejak peraturan diterapkan. Setiap bulan penjualan motor di Jakarta 60.000-an unit per bulan, kira-kira bisa turun 5 persen," ujar Dyon kepada Kompas.com, hari ini.

Dyon memperkirakan, pihak perusahaan pembiayaan dalam penerapannya akan menciptakan skema pembayaran baru supaya beban pajak bisa dihindari. Penurunan penjualan, menurutnya, akan terasa dalam dua hingga tiga bulan. Setelah itu, penjualan akan kembali normal.

"Masalahnya di Jakarta ini belum ada sarana transportasi alternatif yang semurah dan seefektif motor. Jadi, tetap akan bertahan penjualan," kata Dyon.

Dihubungi terpisah, Ahmad Muhibbudin, Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), menambahkan bahwa penerapan pajak progresif akan memicu aksi mutasi kendaraan besar-besaran ke luar Jakarta.

"Kan peraturan ini akan efektif pada Januari 2011. Nah, dalam sisa tahun ini akan banyak yang bikin KTP di luar Jakarta, entah Tangerang, Depok, atau Bekasi bersama dengan kendaraannya untuk menghindari pajak," papar Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com