Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Yuan Masih "Undervalued"

Kompas.com - 29/06/2010, 09:19 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com -  Dana Moneter Internasional  (IMF) mengatakan, yuan China masih undervalued,  (dibawah nilai sebenarnya) meski Bank Sentral China berjanji untuk membuat nilai tukar yang lebih fleksibel.      Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn Senin (28/6/2010) waktu setempat, memperingatkan bahwa sekalipun revaluasi tajam yuan, juga dikenal sebagai renminbi, akan gagal untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang merusak ekonomi global.

"Kami masih percaya, karena kami memiliki pandangan umum tentang ini, bahwa renminbi adalah ’undervalued’," kata Strauss-Kahn kepada wartawan.

China mematok mata uangnya terhadap dolar pada 2005 dan awal bulan ini berjanji untuk membiarkan perdagangannya lebih bebas terhadap dollar AS, meski mengesampingkan bergerak dramatis.

Presiden Barack Obama pada Minggu mendesak China untuk "serius" tentang janjinya. Anggota parlemen AS telah mengancam pembalasan terhadap China, menuduh China sengaja menjaga yuan yang rendah untuk mendorong ekspor barang-barang manufaktur murah.

Namun Strauss-Kahn mengatakan, dia yakin sebagian besar China menanggapi sendiri strategi domestik untuk mendorong pertumbuhan lebih dari permintaan domestik bukan ekspor.  "Bahkan revaluasi yuan yang sangat kuat tidak akan menyelesaikan semua ketidakseimbangan - jauh dari itu," katanya.      "Tentu saja revaluasi renminbi berjalan ke arah yang benar, dan  kami masih mendorong untuk ini, tetapi ada banyak sumber lain dari ketidakseimbangan yang tidak akan dapat diatasi hanya dengan mengubah mata uang tersebut," katanya.

Strauss-Kahn mengatakan terlalu dini untuk yuan menjadi bagian dari cadangan mata uang yang digunakan oleh IMF, yang dikenal sebagai Special Drawing Rights (SDR).

Pemberi pinjaman internasional sekarang menentukan mata uang dengan sebuah keranjang dari dollar AS, euro, yen Jepang dan poundsterling Inggris.  "Saya pikir akan sulit untuk memasukkan renminbi sebelum renminbi benar-benar pada harga pasar atau satu atau lain cara mata uang mengambang," kata dia.      "Tapi lebih cepat lebih baik karena waktu berlalu, ada lebih dan lebih alasan untuk memasukkan mata uang lain di keranjang SDR," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Whats New
Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com