Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua, Nusa Tenggara Nyumbang 2 Persen

Kompas.com - 19/07/2010, 13:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Papua dan Nusa Tenggara memberikan sumbangan terhadap perekonomian nasional sangat rendah, karena kurang dari dua persen dari total Produk Domestik Bruto atau PDB. Ini mengkhawatirkan karena sebenarnya daerah-daerah tersebut memiliki sumber daya alam yang sangat kaya di Indonesia.

"Daerah ini sebenarnya kaya sumber daya alam untuk memperbesar kontribusinya ke perekonomian nasional," ungkap Deputi Bidang Pengembangan dan Otonomi Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Max Pohan di Jakarta, Senin (19/7/2010).

Dalam paparannya Max menyebutkan bahwa tingkat kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap perekonomian nasional yang disumbangkan Papua tercatat mencapai 1,28 persen sedangkan Nusa Tenggara 1,4 persen. Bandingkan dengan kontribusi Jawa dan Bali yang mencapai 62 persen, atau Sumatera yang mencapai 21,55 persen.

Kontribusi Papua dan Nusa Tenggara pun masih lebih unggul dibandingkan Maluku yang tercatat sebesar 0,32 persen. Namun, masih jauh dibandingkan Sulawesi yang mencapai 4,6 persen; atau Kalimantan yakni 8,83 persen.

"Artinya perekonomian di wilayah itu (Indonesia Tengah dan Timur) begitu jauh dilampaui Jawa dan Sumatera, share PDRB Papua dan Nusa Tenggara pada pertumbuhan ekonomi nasional masih sangat terbatas. Memang ada perkembangan kontribusi wilayah terhadaap perekonomian nasional namun belum signifikan," ungkap Max.

Meski demikian, Papua memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi, yakni Rp 8,98 juta melampaui pendapatan per kapita di Sulawesi yang mencapai Rp 4,98 juta. Akan tetapi, pendapatan per kapita Nusa Tenggara dilaporkan hanya mencapai Rp 3,18 juta; hanya unggul dibandingkan Maluku yang memiliki pendapatan per kapita terendah, yakni Rp 2,81 juta.

"Butuh kebijakan investasi yang khusus dari pemerintah untuk mendorong perekonomian di daerah," ungkap Max.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com