Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Defisit 2011 Turun Jadi 1,7 Persen

Kompas.com - 16/08/2010, 13:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Pemerintah pada tahun anggaran 2011 menurunkan defisit anggaran dari sebelumnya 2 persen terhadap produk domestik bruto atau senilai Rp 133,7 triliun di APBN-Perubahan 2010 menjadi sebesar 1,7 persen terhadap produk domestik bruto atau senilai RP 115,7 triliun pada Rancangan APBN 2011.

Penurunan defisit tersebut berkaitan dengan arah kebijakan konsolidasi fiskal untuk mewujudkan anggaran yang lebih sehat dan berimbang pada masa datang. "Defisit yang terlalu tinggi akan semakin meningkatkan utang kita di atas rasio yang aman dan akan membebani pemerintahan yang akan datang," ungkap Presiden sebagaimana dikutip dari salinan Pengantar Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011.

Pidato Pengantar Nota Keuangan itu disampaikan Presiden di hadapan Sidang Paripurna DPR dan DPD. Salinannya telah diterima Kompas di Jakarta, sejak Senin (16/8/2010) pagi.

"Untuk membiayai defisit, pemerintah akan menggunakan sumber-sumber pembiayaan dari dalam maupun dari luar negeri. Langkah itu akan dilakukan dengan tetap berorientasi pada pembiayaan yang stabil dan berkelanjutan serta beban dan risiko yang seminimal mungkin," demikian pernyatan Presiden.

Sementara itu, menurut Presiden, pendapatan negara dan hibah direncanakan sebesar Rp 1.086,4 triliun atau naik Rp 94 triliun (9,5 persen) dari target APBN-P 2010. Adapun belanja negara, lanjut Presiden, direncanakan sebesar Rp 1.202 triliun atau naik Rp 76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBN-P 2010.

Lebih jauh, mengenai asumsi makro RAPBN 2011, Presiden menetapkan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, laju inflasi 5,3 persen, suku bunga Bank Indonesia (SBI) 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar rupiah Rp 9.300 per dollar AS, harga minyak mentah 80 dollar AS per barrel, dan lifting minyak ditetapkan 870.000 barrel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com