Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Malaysia Mulai Ketar-ketir

Kompas.com - 31/08/2010, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Suhu politik antara Indonesia dan Malaysia yang kian mendidih mulai membuat ketar-ketir sejumlah pengusaha asal negeri jiran yang menanaman modalnya di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Irawan Wirjawan mengungkapkan, beberapa investor Malaysia menyampaikan kecemasan mereka secara langsung kepadanya. "Waduh ini kalau enggak ada stabilitas dan segalanya nanti investasi kami di sini bagimana?" kata Gita menirukan pernyataan seorang pengusaha Malaysia.

Menurut Gita, investor Malaysia meminta Pemerintah Indonesia tak menarik masalah yang terjadi saat ini keluar dari konteks. "Mereka sangat berharap kita tidak mem-blow out of proportion," ujarnya.

Meski begitu, Gita menjamin, tak ada investor Malaysia yang berencana angkat kaki dari Indonesia. Mereka menilai, iklim investasi di negara kita masih kondusif.

Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia dalam situsnya menuliskan, kinerja ekspor-impor kedua negara akan kian suram jika kondisi bisnis dikeruhkan situasi non-ekonomis, seperti politik, keamanan, sosial, dan budaya, yang terjadi belakangan ini. Akibatnya, pelaku usaha merasakan ketidakpastian sehingga mereka bersikap wait and see dalam kerja sama di bidang perdagangan.

Investor Malaysia yang banyak membiakkan dananya di sektor perkebunan, perbankan, dan telekomunikasi di Indonesia memang pantas cemas. Soalnya, aksi demonstrasi anti-Malaysia mulai menyasar perusahaan-perusahaan milik Malaysia.

Ambil contoh, Senin (30/8/2010), Laskar Merah Putih mendatangi kantor cabang Bank CIMB Niaga di Jalan Ahmad Yani, Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka memaksa pegawai bank yang sebagian besar sahamnya didekap CIMB Group Sdn Bhd itu berhenti bekerja. Unjuk rasa juga terjadi di depan kantor Bank BII Makassar. BII juga merupakan bank yang mayoritas sahamnya dimiliki perusahaan Malaysia, Maybank.

Walau demo mulai mengarah ke perusahaan Malaysia, Ahmad Safiun selaku Komisaris PT Proton Edar Indonesia, produsen mobil Malaysia, mengatakan, belum ada instruksi apa pun dari kantor pusat. "Ribut-ribut seperti ini sudah sering, jadi orang sudah biasa," katanya.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Malaysia Datuk Seri Mustafa Mohamad memastikan, hubungan dagang tidak bakal terpengaruh. "Aksi demo tak mencerminkan aspirasi kebanyakan rakyat Indonesia dan kebijakan Pemerintah RI," katanya seperti dikutip Bernama. (Hans H.B., M. Fasabeni, Marga R., S.S. Kurniawan/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Whats New
    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Whats New
    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    Whats New
    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Whats New
    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Whats New
    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com