Dampak inovasi itu sangat nyata. Omzet penjualan kue kacang hijau terus melambung. Pada tahun 2000, omzetnya mencapai 200 sampai 300 kotak per hari, dengan harga Rp 11.000 per kotak. Satu kotak berisi 20 biji kue kacang
Marfin biasa bangun pukul 03.00 untuk membuat adonan kue. Dia baru tidur pada pukul 22.00 pada saat semua bahan untuk esok hari telah siap. Kebiasaan itu berlangsung sampai sekarang.
Namun, masih ada yang mengganggu Marfin karena kuenya hanya bisa bertahan satu sampai dua hari alias cepat basi. Untuk itu, dia menambahkan zat antibasi dalam adonannya. Ide untuk penambahan zat antibasi itu datang dari petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan saat Marfin berkonsultasi tentang cara meningkatkan mutu kuenya. Hasilnya, kue bisa bertahan sampai sepekan.
”Zat antibasi ini bukan pengawet. Saya tidak berani memberi zat pengawet karena katanya bisa mengganggu kesehatan,” kata Marfin.
Usaha pembuatan kue kacang hijau terus berkembang. Marfin perlu tambahan tenaga kerja sehingga dia merekrut 25 ibu rumah tangga di sekitar rumahnya di Jalan Sultan Hasanuddin, Sabang, sebagai pekerja.
Selain itu, dia merasa perlu membeli alat-alat produksi baru untuk pengembangan usaha. Dari awalnya menggunakan oven manual, kemudian Marfin membeli tiga oven semimanual seharga Rp 400.000 per buah. Saat keuntungan kian melimpah, dia membeli oven putar sebanyak empat buah, Rp 11 juta sampai Rp 16 juta per buah.
Ketika tsunami menghantam Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004, usaha Marfin ikut menjadi korban ikutan. Meskipun semua alat produksi selamat dari hantaman tsunami dan semua anggota keluarga selamat, usahanya lesu.
Tak ada seorang pun pegawainya yang masuk kerja karena mereka sibuk menyelamatkan diri dan merawat keluarganya yang menjadi korban. Kalau pun Marfin memaksakan membuat kue, tidak akan ada yang membelinya. ”Saat itu, banyak orang berpikir sulit untuk bisa pulih, tetapi saya yakin masih bisa bertahan dan maju,” katanya.
Tiga bulan usaha Marfin mati dan itu membuatnya sempat berpikir usahanya berakhir. Seiring pulihnya korban tsunami, semangat Marfin pun pulih. Apalagi, para karyawannya kembali bekerja.