Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh Mie Instan

Kompas.com - 14/10/2010, 02:16 WIB

Oleh A.A. Ariwibowo

Aksi "cepat saji" Departemen Kesehatan Taiwan menertibkan Indomie dari rak-rak toko ritel membuat jagat kuliner nasional meradang kemudian cepat menerjang fatsun "siapa kawan, siapa lawan" di arena bisnis makanan global.

Kalau Amerika Serikat memanjakan konsumen dunia dengan produk Coca Cola dan McDonald’s bagi indera pengecap, serta CNN bagi indera penglihatan, maka ekspansi mi instan ke seluruh negeri bagaikan "meng-klik" tetikus komputer.

Baik mi instan maupun produk Amrik itu sama-sama memuaskan dahaga publik dalam hitungan lima sampai 10 menit. Yang ditawarkan, keintiman dan kesegeraan serba instan. "Saya minum bla bla bla, maka saya ada; saya makan bla bla bla, maka saya ada".

Popularitas "indomie seleraku" tercekat oleh aksi penolakan dan aksi pasang kuda-kuda dari sejumlah negara. Taiwan mengumumkan penarikan produk Indomie pada Jumat setelah mencekal dua bahan pengawet terlarang, yaitu methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid.

Drama menyeramkan seakan mengintai meja makan dan mengusik meja kesehatan publik ketika melakoni sinetron berjudul "Gaduh Mi Instan".

Bahan itu biasa dipakai dalam industri kosmetik. Taiwan, Kanada, dan Eropa melarang penggunaan bahan pengawet itu. Bukan main-main, pengawet itu dapat menyebabkan mual-mual. Bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama, bahan itu dapat mencetuskan metabolic acidosis atau kondisi ketika pencernaan terlalu asam.

Warta gaduh mi instan meluas sampai gerai-gerai di Hongkong dan Singapura. Seperti dilansir situs The Standard, gara-gara razia tersebut, dua gerai ritel di Hongkong, ParknShop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak penjualannya.

Laman Channelnewsasia.com yang dikutip oleh harian Kontan memberitakan, Agri-Food and Veterinary Authority (AVA) selaku pengawas produk makanan Singapura tengah melakukan investigasi terhadap produk Indomie.

Bak diterpa petir siang bolong, aksi razia dan aksi investigasi itu direspons oleh sejumlah pejabat tinggi nasional. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan produk mi instan merek Indomie aman dikonsumsi. "Ada perbedaan standar memang," jelasnya, sebagaimana dikutip dari laman Kompas.Com.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com