Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakao Manokwari Merosot Drastis

Kompas.com - 28/11/2010, 19:18 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com - Produksi kakao di Kabupaten Manokwari, Papua Barat merosot drastis sejak tiga tahun terakhir. Adanya serangan hama penggerek buah kakao menjadi penyebab.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manokwari Rudy Kabes , Minggu (28/11/2010), mengatakan serangan hama itu terjadi sejak tahun 2007.

Serangan merata di kebun kakao yang berada di tujuh distrik di Manokwari, yaitu Manokwari Utara, Manokwari Selatan, Prafi, Oransbari, Ransiki, Masni, dan Sideh.

Akibatnya, produksi kakao yang biasanya bisa mencapai 1.000 kilogram (kg) sampai 1.500 kg per hektar per tahun menjadi tinggal 300 kg hingga 600 kg.

Areal kebun kakao milik rakyat pun berkurang dari sebelum serangan seluas 6.000 hektar menjadi tersisa seluas sekitar 4.500 hektar.

"Kerusakan kakao akibat hama telah membuat petani frustasi, sehingga tidak sedikit petani yang memilih mengganti kakaonya dengan tanaman lain," ujar Rudy.

Hingga kini, pemerintah belum menemukan cara yang efektif untuk memberantas hama itu. Berbagai cara telah disosialisasikan kepada petani untuk memberantas hama, seperti pemberi an pestisida dan menjaga sanitasi kebunnya, tetapi hama itu masih menjadi masalah.

Padahal potensi kakao di Manokwari sangat besar. Lahan yang berpotensi ditanami kakao masih seluas sekitar 8.000 hektar. Harga kakao pun terus meningkat. Jika pada tahun 2008 harganya sekitar Rp 10.000 per kg, sekarang harganya selalu berada di atas Rp 14.000 per kg.

Kakao di Manokwari juga pernah menjadi tanaman favorit warga, terutama saat krisis moneter terjadi, sekitar tahun 1999. Pasalnya harga kakao mencapai lebih dari Rp 20.000 per kg.

"Saat itu, banyak petani asal Jawa yang naik haji karena memperoleh keuntungan berlipat," kata Rudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com