Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh, Situasi Pangan 2011 Suram

Kompas.com - 13/12/2010, 07:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Situasi pangan dunia 2011 diperkirakan tidak cerah. Harga komoditas pangan di pasar internasional cenderung akan naik. Hal itu dipengaruhi oleh faktor iklim. Respons pasar dan negara-negara terhadap dampak perubahan iklim juga berpengaruh pada harga pangan.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengungkapkan itu, Minggu (12/12/2010) di Bogor, Jawa Barat, seusai komunikasi dengan berbagai lembaga internasional, seperti USDA, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), serta Bank Dunia.

Bayu menjelaskan, faktor utama yang memengaruhi situasi pangan 2011 adalah iklim, respons negara-negara produsen, dan spekulasi di pasar komoditas.

Perhatian terhadap faktor iklim, kata Bayu, tidak lagi hanya melihat kondisi iklim basah atau kering di suatu negara. Namun, harus lebih spesifik dengan melihat iklim ekstrem itu terjadi di mana dan komoditas apa yang terkena dampaknya.

Perkiraan hingga kemarin, di sebagian Australia akan berlangsung iklim basah hingga Maret 2011. ”Pengaruhnya terhadap komoditas utama, seperti gandum dan gula,” kata Bayu.

Argentina juga menghadapi iklim yang tak baik, terutama untuk gandum dan kedelai. Diperkirakan pasokan gandum dan kedelai sampai Februari terpengaruh.

Apalagi, November 2010 China mengimpor 5,5 juta ton kedelai. Ini berpengaruh pada stok kedelai dunia.

Pialang dan pengelola dana meningkatkan aktivitas jual-beli kontrak komoditas dalam dua pekan terakhir, terutama untuk kontrak 3-6 bulan ke depan.

Situasi pangan semakin rawan karena dikhawatirkan pada 2011 negara-negara di dunia semakin protektif terhadap pangan yang mereka produksi. Sementara permintaan terhadap pangan terus meningkat. Ini akan membuat harga melonjak. Belum lagi, ulah para pialang yang masuk ke pasar komoditas.

Rancang kebijakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com