Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI: Indonesia Menuju Deindustrialisasi

Kompas.com - 22/12/2010, 19:52 WIB

Sedangkan kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami pelambatan. Semula, pada tahun 2000 kontribusinya sebesar 15 persen. Angka ini menurut dan hanya mampu memberikan kontribusi 13 persen-14 persen pada tahun 2009.

Indikator ketiga terlihat dari penurunan jumlah perusahaan yang bergerak di sektor industri."Sulit mengatakan Indonesia akan terbebas dari deindustrialisasi karena tren sudah kearah sana," ungkap Widjaya.

Widjaya bilang, belajar dari pengalaman tiga negara yang pernah mengalami deindustrialisasi, membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. "Jepang itu butuh waktu 10 tahun untuk pemulihan, Amerika Serikat membutuhkan waktu 20 tahun, dan Inggris membutuhkan waktu 15 tahun," terangnya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan, gejala perekonomian menuju deindustrialisasi sudah mulai dirasakan pengusaha sejak lama.

Salah satu indikatornya adalah menurunnya daya saing produksi barang dalam negeri di pasar internasional. Beberapa penyebabnya,pengusaha kekurangan pasokan bahan baku sehingga produksi menjadi terhambat dan mahalnya biaya logistik. "Desindustrialisasi sudah bukan barang baru lagi," terangnya.

Kondisi yang tidak menguntungkan ini ditambah makin kuatnya sektor industri manufaktur China. Padahal, Erwin yakin, sektor industri paling potensial dalam menyerap tenaga kerja. "Solusinya bagi pemerintah adalah perbaikan kebijakan dibidang energi dan infrastruktur," kata Erwin.

Perbaikan kebijakan bidang energi menyangkut upaya meminimalisasi ekspor bahan baku khususnya gas dan batu bara. Sementara di bidang infrastruktur, kebijakan perlu diarahkan untuk pembenahan dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas untuk memperlancar arus perdagangan.

Menurut Erwin, pertumbuhan sektor industri tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Setiap tahunnya, target pertumbuhan yang ditetapkan sebesar 5 persen. Sektor industri yang diprediksi akan berkembang adalah sektor industri pertanian, elektronik, dan otomotif. "Kalau yang padat karya masih sulit dan kita kehilangan kompetisi sektor ini," tutupnya. (Kontan/Irma Yani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com