Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aroma Laba dari Bisnis Wewangian

Kompas.com - 28/12/2010, 13:01 WIB

KOMPAS.com - Aroma nan wangi memang bisa membangkitkan suasana. Tak heran, banyak orang memakai wewangian untuk ruangan. Potpourry menjadi pilihan bagi banyak hotel dan rumah. Alhasil, usaha pembuatan wewangian yang berasal bunga-bunga kering ini terus berkembang.

Pelbagai jenis wewangian untuk mengharumkan ruangan kian jamak dipakai orang. Salah satunya potpourry atau potpouri. Wewangian yang berasal dari bunga, daun, serutan kayu, dan biji kering ini biasanya dimanfaatkan sebagai hiasan untuk pewangi ruangan di kamar tidur, kamar mandi, atau mobil.

Potpouri kian sering ditemui di pusat perbelanjaan. Harap maklum, proses pembuatan wewangian unik tersebut memang cukup mudah. Bahan bakunya bisa dari tanaman apa saja. Namun, yang paling populer adalah bunga mawar, melati, rosella, akasia, dan bunga edelweis yang kemudian dikeringkan.

Ada tiga cara pengeringan. Pertama, pengeringan dengan menggunakan oven. Cara ini relatif cepat. Hanya saja, warna bunga berubah kecokelatan dan tidak segar.

Kedua, dengan cara digantung atau diangin-anginkan. Cara tersebut memakan waktu hingga dua minggu, tapi warna asli bunga tetap bertahan.

Cara pengeringan terbaik adalah cara yang ketiga, yaitu dengan menggunakan silica gel. Kelebihannya, warna asli bunga tetap bertahan. Waktu pengeringannya pun relatif singkat, yaitu cukup satu hari.

Prinsipnya, silica gel berfungsi mengikat air dan kelembaban yang ada pada bunga. Setelah proses pengeringan selesai barulah ditetesi dengan minyak atau parfum aromatherapy. Wanginya bisa bertahan sekitar sebulan.

Namun, lantaran wangi yang bertahan hanya sebulan, Putri Adimukti Wibisono, pemilik Rempah Putri di Jakarta hanya membuat potpouri bila ada pesanan. "Sistemnya made by order. Saya tidak berani ambil resiko bila tak ada pesanan ," ujarnya.

Inilah salah satu kelemahan bisnis potpouri. Yakni, produknya yang tidak bisa diproduksi secara massal. Kelemahan lain, yakni sulitnya mencari bahan baku. Apalagi, di kota-kota besar sudah jarang varietas bunga yang unik.

Tak heran, harga potpouri pun terbilang mahal. Putri membanderol produknya per kantong Rp 25.000. Ia bilang, dalam sebulan, minimal melayani 100 pesanan. Jadi omzetnya sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Maklum saja, usaha potpouri milik Putri ini hanya bersifat bisnis sampingan dari usaha utamanya, yaitu penjualan produk spa dan lulur.

Lain halnya dengan Hanna, pemilik Miracle Souvenir di Jakarta, yang memproduksi aneka suvenir pernikahan. Tren potpouri turut menaikkan pamor salah satu produk suvenirnya, yakni wadah potpouri dengan aneka bentuk lucu.

Wadah tersebut kemudian ia isi dengan potpouri yang dibeli secara kiloan di pasar. Permintaannya cukup lumayan. Per bulan ia bisa mendapat 500 pesanan. Produk tersebut ia banderol seharga Rp 17.000 sampai Rp 30.000, tergantung tingkat kesulitannya. Omzetnya per bulan sekitar Rp 15 juta.

Sementara, Rima Tan, pemilik Mekar Utama di Bandung membuat potpouri untuk melayani pesanan rutin dari Hotel Ritz Carlton di Jakarta. Hotel biasanya menggunakan potpouri untuk wewangian kamar.

Tapi, ia juga melayani pesanan bunga kering yang belum diwangikan untuk mal-mal besar, seperti Plaza Senayan dan Plaza Indonesia. Tak heran, dalam sebulan, Rima mampu meraup omzet hingga Rp 25 juta.

Menurut Rima, prospek bisnis ini sangat bagus. Pasalnya, hunian mewah selalu membutuhkan wewangian ruangan. Keistimewaan potpouri bebas dari bahan kimia. "Lebih aman untuk kesehatan," ujarnya. (Rivi Yulianti/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com