Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tertinggi di Asia

Kompas.com - 04/01/2011, 04:22 WIB

Singapura, Senin - Perekonomian Singapura bertumbuh 12,3 persen pada kuartal keempat tahun 2010. Pertumbuhan setinggi itu merupakan rekor dan menempatkan Singapura sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia.

Pemerintah Singapura mengeluarkan data tersebut di Singapura, Senin (3/1).

Singapura bertumbuh sebesar 14,7 persen sepanjang tahun 2010. Pencapaian ini luar biasa karena pada tahun 2009 Singapura mengalami kontraksi sebesar 1,3 persen.

”Dengan pertumbuhan sebesar 14,7 persen, Singapura merupakan negara dengan pertumbuhan terpesat di Asia pada tahun 2010,” kata Alwin Liew, ekonom pada Standard Chartered Bank Singapura.

Secara global, pencapaian Singapura hanya dapat ditandingi oleh Qatar. Negara kaya minyak ini mencatat pertumbuhan sebesar 16 persen pada tahun 2010, berdasarkan data dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Di Asia, China diperkirakan akan membukukan pertumbuhan sebesar 10 persen tahun ini.

Pertumbuhan Singapura tahun lalu melewati rekor yang pernah dicapai Singapura pada tahun 1970 ketika negara kecil itu membukukan pertumbuhan sebesar 13,8 persen. Pencapaian tahun ini juga berada dalam kisaran target pemerintah yang menetapkan angka pertumbuhan antara 13 persen dan 15 persen.

Sektor biomedis

Pertumbuhan pada bulan Oktober-Desember didukung oleh sektor manufaktur yang bertumbuh sebesar 28,2 persen dari tahun lalu. Demikian menurut data dari Kementerian Perdagangan dan Industri.

Penguatan pada sektor manufaktur yang porsinya sekitar seperempat dari produk domestik bruto (PDB) menjadi bantalan terhadap dampak penurunan 1,2 persen aktivitas konstruksi.

Pertumbuhan dalam bidang manufaktur disokong oleh manufaktur biomedis yang terlihat dari melonjaknya produksi farmasi. Sementara output sektor jasa yang porsinya 65 persen PDB Singapura naik 8,8 persen pada kuartal keempat.

”Kami akan terus berharap perekonomian bertumbuh sebesar 7 persen pada 2011, dengan didukung oleh sektor jasa dan penciptaan lapangan pekerjaan,” ujar salah seorang analis pada DBS Bank dalam catatannya kepada para klien.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong, yang mengumumkan angka pertumbuhan tahunan pada pidato tahun barunya, menyerukan agar semua pihak berhati-hati terhadap faktor risiko yang muncul pada tahun lalu.

”Masa depan perekonomian global beragam. Kita harus menyambut baik kinerja yang bagus ini, tetapi tolong diingat bahwa kinerja ini juga merupakan hasil dari keadaan khusus. Tampaknya pencapaian seperti ini tidak akan berulang dengan cepat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bahwa perekonomian AS masih lemah. Eropa juga menghadapi krisis utang serius di Yunani, Irlandia, dan beberapa negara lain,” ujar Loong.

Perdana Menteri juga menyatakan bahwa pertumbuhan pada 2011 akan moderat antara 4 persen dan 6 persen.

PDB Singapura bernilai sebesar 247,33 miliar dollar Singapura atau 191 miliar dollar AS pada tahun 2009. Perekonomian mereka sangat bergantung pada perdagangan eksternal dan apa pun yang terjadi pada perekonomian global selalu memengaruhi perekonomian negara pulau itu. PDB Singapura minus 1,3 persen pada tahun 2009 karena penurunan global serta penurunan permintaan dari AS dan negara maju lainnya.

”Singapura berhasil mencapai pemulihan yang hebat dari krisis finansial global dan mencatatkan rekor pertumbuhan untuk membuktikan hal itu. Namun, kita akan memasuki waktu normal. Perkiraan kami pertumbuhan Singapura tahun ini akan mencapai 5,2 persen,” ujar Leif Eskesen, ekonom pada HSBC. (AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com