”Potensi minyak di Sudan selatan sebenarnya adalah peluang besar bagi investor Indonesia untuk berinvestasi di situ. Memang membujuk investor Indonesia untuk datang ke Sudan bukan perkara gampang, tetapi saya akan terus berusaha,” tegas Duta Besar Indonesia untuk Sudan Dr Sujatmiko, dalam wawancara khusus dengan wartawan Kompas
Menurut Sujatmiko, Indonesia bisa masuk ke Sudan selatan melalui pintu minyak dan pertanian.
Pekan lalu, Sudan selatan melalui proses referendum pada 9-15 Januari 2011, sesuai dengan kesepakatan damai Nifasha tahun 2005, hampir dipastikan memisahkan diri dari Sudan utara. Hasil final referendum itu baru akan diumumkan pemerintah Khartoum awal Februari nanti.
Sujatmiko mengakui, China jauh mendahului Indonesia soal isu investasi di Sudan selatan. ”Meski Indonesia terlambat, masih lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali,” lanjut Dubes Indonesia untuk Sudan itu.
Ia tegaskan, Indonesia hendaknya memberikan sesuatu kepada Sudan selatan untuk bisa mengambil hati pemerintah di wilayah itu kelak. Misalnya, tambah Sujatmiko, Indonesia bisa membantu membangun gedung sekolah atau puskesmas.
”Pemberian bantuan kepada Sudan selatan itu sebenarnya sudah ada mekanismenya. Kementerian luar negeri sudah bekerja sama dengan kementerian pertanian, kelautan, dan kementerian lainnya untuk pengucuran bantuan ke negara-negara Afrika dalam konteks kerja sama selatan-selatan. Bantuan kepada Sudan selatan bisa melalui jalur itu,” ungkap Sujatmiko.
Menurut dia, produksi minyak Sudan saat ini sekitar 500.000 barrel per hari dan dicanangkan mencapai 1 juta barrel per hari pada tahun 2011. Sekitar 80 persen kandungan minyak di Sudan berada di wilayah Sudan selatan.
Dalam konteks peta sumur minyak di Sudan, satu dari dua sumur minyak yang kini diproduksi dan dikelola oleh international oil company (OIC), seperti CNPC, Petronas, ONGC, Petrodar, dan sejumlah perusahaan lainnya, berada di wilayah Sudan selatan. Sementara satu sumur lainnya yang dikelola CNPC, Sudapet, dan Petronas berada di wilayah perbatasan utara-selatan.
Di Sudan selatan terdapat beberapa blok yang dianggap potensial dan masih dalam proses eksplorasi. Blok itu adalah blok 5B dan blok B yang sudah dipegang Total (perusahaan minyak Perancis). Total kini berupaya menggandeng Qatar Petroleum untuk mengeksplorasi blok tersebut. Masih terdapat blok lain di Sudan selatan yang saat ini masih dalam proses eksplorasi dan kemungkinan blok- blok itu akan ditawarkan kepada perusahaan asing.
Selain itu, peluang pembangunan instalasi-instalasi minyak di Sudan selatan dipastikan akan menjadi perhatian otoritas Sudan selatan. Pasalnya, semua pipa aliran minyak Sudan melalui wilayah Sudan utara menuju Port Sudan. Jika suatu saat otoritas Sudan selatan dan utara tidak mencapai kesepakatan soal biaya penggunaan pipa-pipa minyak dari blok-blok minyak di Sudan selatan menuju Port Sudan sebagai jalur ekspor minyak selatan, besar kemungkinan otoritas Sudan selatan mencari alternatif: membangun pipa minyak menuju pelabuhan Mumbassa di Kenya sebagai jalur ekspor minyaknya.