Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang dengan Batin yang Kelam

Kompas.com - 17/02/2011, 12:37 WIB

Oleh Boni Dwi Pramudyanto

KOMPAS.com — Awan mendung yang menggelayuti langit Jakarta, Senin (14/2/2011), akhirnya menumpahkan hujan seiring datangnya 301 TKI dari Arab Saudi. Yuningsih (38), salah seorang di antaranya, terlihat mengusap muka, menengadahkan tangan ke atas, dan mengucap syukur kepada Ilahi setelah masuk ke ruang tunggu bandara.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi, Yuningsih melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggalnya di Desa Bojongherang, Cianjur, Jawa Barat. Sesampainya di rumah, langit masih terus menumpahkan hujan, seakan-akan mewakili kelamnya suasana batin perempuan itu.

Sembari menggendong anak balita perempuan bernama Sin-sin yang dibawa dari Arab Saudi, Yuni menuturkan kisah awalnya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal, dua tahun silam. Saat itu, seorang kawan SMA menawarkan pekerjaan sebagai pengasuh bayi di Jeddah.

”Saya dijanjikan upah minimal 800 riyal (sekitar Rp 1,92 juta) per bulan. Untuk berangkat, saya harus bayar Rp 3 juta kepadanya,” ucap Yuni yang saat itu didampingi ibunya.

Yuni yang sudah tergiur janji muluk itu tidak menggubris larangan suami. Awal 2009, dia nekat berangkat ke Jeddah, meninggalkan suami dan anak lelakinya.

Setelah hampir dua pekan di Jeddah, Yuni akhirnya sadar sudah ditipu kawannya yang ternyata seorang calo TKI. Pekerjaan yang didapat bukannya sebagai pengasuh bayi, melainkan menjadi penggembala kambing. Meski berat hati, Yuni tetap melakoni pekerjaan itu.

”Tapi, setelah gaji tak dibayar selama lima bulan, saya akhirnya kabur. Setelah itu, saya bertemu kawan-kawan senasib dan ikut tinggal di kolong Jembatan Kandara selama enam bulan,” katanya.

Yuni juga menjelaskan status anak balita bernama Sin-sin yang bukan anak kandungnya. Anak balita itu sebenarnya anak semata wayang pasangan TKI ilegal Saryono dan Naimah, keduanya teman baik Yuni semasa di Kandara. Namun, Saryono dan Naimah bernasib apes karena ditangkap polisi Jeddah ketika ada razia TKI ilegal.

”Keduanya masih ditahan di kantor polisi Jeddah sampai sekarang. Sayalah yang merawat Sin-sin. Saat ada tawaran pulang ke Indonesia, saya membawa Sin-sin atas permintaan orangtuanya,” kata Yuni.

Dirampok

Selain Yuni, Rina Ida (41), merupakan satu dari sekian banyak TKI overstayers–sebutan bagi TKI ilegal yang tinggal di kolong Jembatan Kandara–yang pulang ke Tanah Air dengan pengalaman menyedihkan. Setibanya di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta, Rina langsung menangis tersedu-sedu.

Dengan terbata-bata, perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat, itu pun menceritakan tragedi yang menimpanya saat berada di Arab Saudi. Bagi dia, pengalaman pahit diperlakukan tidak senonoh dan dirampok oleh lelaki tak dikenal akan selalu meninggalkan trauma yang sangat sulit hilang.

Dia mengaku diperlakukan tidak senonoh di tempat sepi dekat Bandara Jeddah, Sabtu (12/2/2011). Tak seorang pun menolong karena sudah pukul 03.00.

Rina meninggalkan kolong Jembatan Kandara dan berada di ruas jalan Bandara Jeddah dalam rangka menunggu jadwal pulang ke Indonesia. Dia tidur di jalan karena ingin berhemat sekaligus mempertimbangkan kebiasaannya tidur di kolong Jembatan Kandara.

Namun, dua hari menjelang pulang, Rina harus mengecap pengalaman pahit diperlakukan tak pantas oleh pria yang baru dikenalnya.

Ketika melihat Rina tidur di tepi jalan, si laki-laki berpura-pura baik dengan menawarkan tidur di rumahnya. Saat ditanya alasan memercayai pria tersebut, dia terlihat bingung.

Pepatah tak putus dirundung malang kiranya mewakili kisah sedih Rina. Pria itu juga merampok uang 10.000 riyal atau sekitar Rp 24 juta. Uang itu hasil kerja Rina selama setengah tahun sebagai pembantu sebelum akhirnya kabur karena kerap dipukuli majikan.

”Padahal, uang itu akan saya gunakan untuk merenovasi rumah dan biaya sekolah anak. Sekarang ini saya bingung dan takut pulang bertemu suami,” kata Rina yang mengaku tetap nekat berangkat ke Arab Saudi sebagai TKI ilegal meski dilarang suami dan ibu mertuanya.

Berbagai cara

Kisah pahit yang menimpa TKI ilegal, khususnya di Arab Saudi, ini tetap tidak menyurutkan minat segelintir warga menjadi TKI ilegal. Mereka tetap mengadu nasib meski berada di tengah ketidakjelasan.

”Prinsipnya, pemerintah tak melarang setiap warga yang ingin mencari nafkah ke luar negeri. Namun, yang harus diperhatikan, tolong jangan memilih jalur TKI ilegal. Selain membahayakan diri sendiri, hal itu juga memalukan nama bangsa kita,” ucap Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), M Jumhur Hidayat, saat menyampaikan sambutan di depan TKI.

Penyambutan TKI pada hari pertama itu juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo dan para anggota DPR di Panitia Khusus Pengembalian TKI. Pada hari kedua, Selasa, jumlah TKI overstayers yang datang sebanyak 260 orang.

Menurut Triyono, ada sejumlah cara yang ditempuh agar bisa bekerja sebagai TKI ilegal, antara lain memanfaatkan momen umrah, mencari kejelasan suami/istri yang terlebih dahulu bekerja, ingin mengubah nasib, dan tertipu oknum calo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com