Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Premium Lebih Baik Dinaikkan?

Kompas.com - 23/02/2011, 16:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak berjalannya sosialisasi pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi kepada para pengendara umum dan pengelola SPBU membuat opsi pembatasan BBM tidak populer di kalangan sopir kendaraan umum dan juga pengelola SPBU. Mereka pun meminta pembatasan BBM ditiadakan dan diganti dengan menaikkan harga premium.

Suradi, sopir angkutan M01A jurusan Senen-Kampung Melayu, mengaku kesulitan dengan adanya penerapan kebijakan pembatasan BBM tersebut. "Repot banget itu kalau harus dibatasin 40 liter, emangnya cukup?" ucap Suradi, Rabu (23/2/2011), saat dijumpai di Terminal Senen, Jakarta.

Suradi mengatakan, apabila dalam sehari beroperasi 24 jam nonstop, kendaraannya memerlukan 50 liter premium. "Saya selalu shift-shift-an sama teman. Kalau cuma 40 dan saya butuh 50, ini gimana? Kan, repot. Daripada enggak jelas, mendingan BBM enggak usah dibatasin, tetapi dinaikin aja harganya," tutur Suradi.

Usulan serupa juga dilontarkan pengawas SPBU Kramat Raya, Dedi. "Kalau harapan saya, ya, mending, daripada belum siap, dinaikin aja harga premiumnya. Lebih mudah penerapannya, daripada sekarang belum ada kesiapan alat dan pelatihan kepada kita, kan," tuturnya.

Dedi menjelaskan, pihaknya sebagai penjual BBM mengaku tidak takut akan penerapan kenaikan harga premium itu. "Saya yakin pasti ada aja yang beli karena mereka, kan, butuh," ujar Dedi.

Melihat ketidaksiapan pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan BBM, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menyatakan, memang lebih baik harga premium dinaikkan daripada dibatasi. "Kalau mau dibatasi, sampai kapan pun pemerintah tidak akan pernah siap. Yang dibutuhkan itu keberanian dan kemauan pemerintah," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

    Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

    Whats New
    Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

    Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

    Whats New
    Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

    Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

    Whats New
    Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

    Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

    Whats New
    Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

    Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

    Whats New
    Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

    Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

    Whats New
    Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

    Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

    Whats New
    Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

    Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

    Whats New
    Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

    Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

    Whats New
    OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

    OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

    Whats New
    Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

    Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

    Whats New
    Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

    Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

    Whats New
    Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

    Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

    Whats New
    Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

    Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com