Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi BBM Membengkak

Kompas.com - 25/02/2011, 03:52 WIB

Jakarta, Kompas - Akibat penundaan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi, yang sedianya diterapkan 1 April 2011, subsidi diperkirakan membengkak Rp 6 triliun akhir tahun ini. Pemerintah mewaspadai potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang akan memberatkan.

”Konsekuensi keuangannya akan membuat tekanan pada keuangan antara Rp 3 triliun dan Rp 6 triliun. Subsidi BBM akan bertambah sebesar itu untuk satu tahun. Kami secara umum tetap berpegang pada asumsi harga jual minyak Indonesia (ICP) pada APBN 2011, 80 dollar AS per barrel,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (24/2).

Menurut Agus, asumsi ICP dalam APBN 2011 bisa melonjak dari perhitungan awal 80 dollar AS per barrel menjadi 83 dollar AS per barrel. ”Itu terjadi jika harga minyak mentah di pasar internasional terus bertahan tinggi, yakni pada 100 dollar AS per barrel,” ujarnya.

Perkembangan harga ini menambah beban subsidi energi pada APBN 2011. Subsidi BBM pada APBN 2011 ditetapkan Rp 92,79 triliun, meningkat dari Rp 88,89 triliun pada APBN 2010.

Setiap kenaikan harga minyak sebesar 1 dollar AS per barrel di atas asumsi ICP akan menambah beban subsidi BBM dan listrik sebesar Rp 3,2 triliun.

Akan tetapi, pada saat yang sama, kenaikan harga minyak mentah juga akan meningkatkan penerimaan negara dari hasil penjualan minyak dan gas Rp 2,7 triliun. Dengan demikian, tetap ada selisih Rp 0,5 triliun yang menambah beban subsidi.

Agus juga mewaspadai potensi turunnya realisasi produksi minyak mentah siap jual (lifting) jauh di bawah asumsi yang ditetapkan APBN 2011 sebesar 970.000 barrel per hari. Pada tahun 2011 ini, lifting minyak diperkirakan sulit mencapai 950.000 barrel per hari.

Hal itu disebabkan, pertama, adanya interpretasi undang-undang pelayaran yang menganggap alat produksi minyak lepas pantai atau drilling rig sebagai kapal. Akibatnya, alat produksi ini terkena asas cabotage di mana kapal yang boleh berlayar di Indonesia harus berbendera RI.

Masalahnya, drilling rig hanya dapat diperoleh dari hasil sewa yang dimiliki perusahaan-perusahaan asing. Tidak ada perusahaan Indonesia yang sanggup menjadi penyedia jasa sewa drilling rig. ”Faktor kedua, produksi sumur minyak di Cepu belum maksimal,” ujar Agus.

Secara terpisah, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti memperkirakan, harga minyak tidak akan terlalu tinggi. Pasalnya, negara-negara OPEC ataupun non-OPEC akan berupaya menjaga ketersediaan minyak mentah dunia. Apalagi, Amerika Serikat masih memiliki stok yang cukup hingga tiga bulan mendatang.

Anggota Komisi VII DPR, Romahurmuziy, menyatakan, meski ditunda, rencana pengaturan BBM bersubsidi tetap harus dijalankan.

Bila dilaksanakan serentak di Jawa-Bali, Pertamina dan pemerintah harus menguji coba modus pengendalian, semisal pemakaian kartu pintar dan penempelan barcode.

(OIN/IDR/EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com