Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Tetap Gandeng Investor Asing

Kompas.com - 08/03/2011, 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bentuk kerja sama PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dengan sejumlah investor ritel asing mulai menemukan titik terang. Keinginan pemegang saham MPPA menyatakan, peritel asing tidak keberatan untuk masuk sebagai mitra strategis. Peran mitra strategis adalah bekerja sama dengan MPPA mengembangkan bisnis Hypermart.

Ada sejumlah peritel asing yang disebut-sebut mengincar bisnis ritel milik grup Lippo, Hypermart. Satu peritel yang secara resmi menyatakan ketertarikannya adalah peritel asal Korea Selatan, Lotte Shopping Co Ltd (Lotte).

Tiga peritel asing yang juga sempat diberitakan tertarik dengan Hypermart adalah Shinsigae Co dari Korea Selatan, peritel AS Wal-Mart Stores Inc, dan Groupe Casino dari Perancis.

Sampai sekarang, manajemen MPPA belum mengumumkan siapa yang akan digandeng sebagai mitra strategis. Namun, Chief Executive Officer Lippo Group James Riady mengemukakan, MPPA akan mengajak mitra strategis untuk mengelola Hypermart. "Kami inginnya mengajak menjadi mitra saja. Mereka mau kok diajak jadi mitra," ujar dia. Nantinya, mitra strategis tersebut hanya menyetorkan modal, tanpa ikut campur tangan dalam manajemen.

Presiden Direktur MPPA Benjamin Mailool menambahkan, emiten itu menginginkan investor tidak hanya memberi dukungan finansial berupa setoran modal, tetapi juga turut memasarkan produk Indonesia.

Ekspansi Hypermart

MPPA juga telah mendivestasikan seluruh anak usaha di luar bisnis intinya, yaitu divisi Matahari Food Business (MFB), yang menaungi Hypermart, Foodmart dan Boston. Nilai aset perusahaan di luar bisnis inti seperti pusat hiburan, toko buku, restoran, dan lembaga keuangan mencapai Rp 3 triliun. Aset-aset non-inti tersebut di bawah naungan PT Matahari Pacific.

Hal tersebut MPPA lakukan sesuai dengan kajian Merrill Lynch Pte Ltd Singapore yang menyarankan untuk melepas bisnis di luar divisi makanan. Maklum, para mitra strategis tersebut diberitakan lebih suka masuk ke Hypermart dibandingkan melakukan investasi ke MPPA.

Sedangkan MPPA ingin investor strategis berinvestasi ke MPPA. Apalagi saat ini MPPA sedang fokus pada Hypermart. Benjamin berujar, MPPA akan membuka 17 gerai Hypermart baru tahun ini, lebih banyak dari rencana semula yang hanya ingin membangun 13 gerai. MPPA mengalokasikan dana untuk menambah gerai sebesar Rp 800 miliar. Namun, secara keseluruhan, MPPA menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun.

Ekspansi organik itu dilakukan seiring cita-cita perseroan yang memproyeksikan bisa mencatatkan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 20 persen dan 15 persen tahun ini dibanding tahun lalu. Penjualan sepanjang tahun lalu turun 16,88 persen menjadi Rp 8,54 triliun. Namun, laba bersih MPPA naik dahsyat jadi Rp 5,8 triliun, dari tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 300,03 miliar. Peningkatan laba bersih ini disebabkan hasil penjualan Matahari Department Store (MDS) tahun lalu.

VP Research and Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere justru meragukan ada investor asing yang berminat menjalin kerja sama dengan MPPA. "Kalau hanya berperan sebagai mitra strategis, untuk apa?" ujar Nico.

Menurut dia, mitra strategis pasti akan mengincar saham mayoritas untuk pasar Indonesia. Hal tersebut terlihat dari cerita Carrefour sebelum dibeli Grup Para milik taipan Chairul Tanjung. "Tapi, jika benar ada mitra strategis yang berminat masuk jadi pemegang saham, tentu akan menguntungkan bagi MPPA," ujar Nico. Dia juga menuturkan, andai gagal mendapatkan mitra, MPPA masih memiliki kas yang memadai untuk membiayai agenda ekspansinya.

Nico tidak memberi rekomendasi untuk MPPA. Alasan Nico, MPPA tidak transparan dalam menyajikan informasi ke investor publik. Harga MPPA, Senin (7/3/2011), tak berubah dari Rp 1.760 per saham. (Amailia Putri Hasniawati, Adisti Dini Indreswari/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com