Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Jepang Bisa Ganggu Ekspor RI

Kompas.com - 14/03/2011, 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana gempa yang disusul dengan tsunami di Jepang, Jumat (11/3/2011), dapat berimplikasi pada hubungan dagang, khususnya ekspor-impor Indonesia dan Jepang. "Saya belum tahu angka (kerugian) persisnya. Dengan kondisi ini akan diminta oleh Bu Menteri (Mari Elka Pangestu) dan Pak WaMen (Mahendra Siregar). Mengenai pertimbangan jenis produk yang masuk ke sana, kondisi kerusakannya berapa (besar)," jelas Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kemendag Kasan Muhri kepada Kompas.com via telepon di Jakarta, Senin (14/3/2011).

Menurut Kasan, Osaka dan Tokyo menjadi pelabuhan utama di Jepang, tetapi ia tidak detail mengetahui apakah Sendai termasuk (pelabuhan) yang besar juga.

Untuk diketahui, berdasarkan data BPS, Jepang merupakan negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 16,5 miliar juta dollar AS pada 2010. Jepang juga menjadi negara kedua terbesar pemasok kebutuhan impor nonmigas Indonesia, setelah China, dengan nilai mencapai 16,9 miliar dollar AS. "Belum menyusun angka revisi dampak dari kerusakan itu. Nunggu teman dari Apdag (Atase Perdagangan), kerusakan terparah di sektor apa," jelasnya.

Berdasarkan jenis komoditi, ekspor ke Jepang terbesar dari segi nilai, yaitu kopra, batubara, karet, udang. Manufaktur seperti printer, komponen otomotif, produk kertas, dan ban. "Barang-barang primer masih dominan (untuk ekspor ke Jepang)," sebutnya.

Sedangkan, impor dari Jepang didominasi oleh barang-barang komponen mesin dan kendaraan-kendaraan alat berat. "Kalau gangguan terbesar kan nuklir, jadi nggak ada hubungan dengan ekspor kita," katanya.

Selama industri tidak terganggu di sana, tidak ada masalah. "Namun, masih harus dipastikan berapa besar kerusakan industri," jelasnya.

Terkait hal ini, Kasan menyebutkan, mungkin 1-2 minggu ke depan akan ada pertemuan yang membahas hal ini, juga dengan negara lain, seperti Mesir, yang baru saja dilanda konflik dalam negeri, yang juga emerging market yang besar bagi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    Whats New
    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Whats New
    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Whats New
    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Whats New
    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    Whats New
    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Whats New
    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Whats New
    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Whats New
    Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

    Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

    Whats New
    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Whats New
    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com