Jakarta, Kompas -
Beberapa bentuk sinergi yang memungkinkan untuk dilaksanakan, antara lain, adalah pembangunan pabrik pupuk NPK, pabrik ban, biodiesel, dan pengembangan sentra perkebunan karet ataupun kelapa sawit.
Demikian kesimpulan dari dialog ”Manfaat IPO bagi Peningkatan Kinerja dan Kesejahteraan Karyawan” di Auditorium RNI Jakarta, Kamis (17/3). Kegiatan yang diprakarsai Media Pekerja BUMN ini menghadirkan pembicara utama Deputi Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi Kementerian BUMN Achiran Pandu Djayanto.
Menurut Pandu, sudah saatnya Kementerian BUMN mendorong pembentukan perusahaan induk atau holding company yang menaungi korporasi- korporasi bidang perkebunan di Indonesia. Seandainya ini terwujud, akan memunculkan perluasan usaha dan peningkatan daya saing di tingkat regional ataupun internasional.
”Selain itu, dampak positif lainnya yakni BUMN perkebunan juga akan dinilai layak dari sisi kapabilitas dan kapasitas usaha,” kata Pandu Djayanto.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, kinerja perusahaan perkebunan selama 2010 meningkat dari 2009. Hal itu terlihat dari kenaikan pendapatan sebesar 22 persen, dari Rp 33 triliun (2009) menjadi Rp 40,5 triliun (2010). Selain itu, laba bersih juga naik dari Rp 2 triliun (2009) menjadi Rp 3 triliun (2010).
Ismed Hasan Putro, Pemimpin Media Pekerja BUMN menyarankan agar korporasi perkebunan menciptakan inovasi dan kemitraan.