Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Mirip dengan Teror Bom Sebelumnya

Kompas.com - 21/03/2011, 12:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Mabes Polri menyatakan ada dugaan rangkaian paket bom buku memiliki kemiripan dengan peristiwa teror bom yang terjadi beberapa tahun sebelumnya, salah satunya peristiwa teror bom di Poso. Paket bom yang dimaksud adalah paket bom buku yang ditujukan kepada politisi Partai Demokrat sekaligus aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla; Ketua Pelaksana Harian BNN Gories Mere; aktivis Pemuda Pancasila, Yapto S Soerjosoemarno; dan musisi, Ahmad Dhani.

”Dari hasil pengamatan terhadap jenis atau rangkaian bom rakitannya itu, yang empat diduga ada kemiripan dengan paket bom yang terjadi sebelumnya. Hanya berbeda chasing-nya (kemasannya) saja. Kalau ini media buku, di tempat-tempat sebelumnya ada tapi bukan seperti buku. Dulu ada yang pakai boks tempat bungkusan dan lain-lain, tapi itu peristiwa yang lama ya, antara lain di Poso,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Senin (21/03/2011).

Namun, Boy menegaskan hal tersebut baru dugaan sementara. Untuk kaitan pelaku yang sama secara langsung, masih diperlukan penyelidikan dan pembuktian lebih lanjut melalui analisis paket-paket bom itu.

Kepolisian sampai saat ini mengumpulkan fakta-fakta terkait peristiwa paket bom buku tersebut melalui keterangan-keterangan saksi. Seperti yang diketahui, Kota Poso, Sulawesi Tengah, sempat dihebohkan teror bom pada 28 Mei 2005. Bom meledak di Tentena dengan korban 22 orang tewas. Rangkaian bom di Tentena diduga mirip pula dengan paket bom buku yang dialamatkan pada Yapto, yaitu terdiri dari tiga kabel. Sumber arusnya sama dengan bom Utan Kayu, yakni  baterai ponsel Nokia seri 3315 sekitar 3,7 volt. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com