Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Cemaskan Penyalahgunaan Antibiotik

Kompas.com - 07/04/2011, 17:26 WIB

JENEWA, KOMPAS.com  - Badan  Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, resistensi obat yang sebagian dipicu oleh penggunaan antibiotik secara tidak rasional telah menewaskan ratusan ribu orang setiap tahun.  Oleh karena itu, perlu penanganan yang segera untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kami benar-benar melihat evolusi yang bertambah cepat dalam penyebaran masalah ini dan intinya adalah masalahnya lebih cepat daripada penyelesaian," ungkap asisten direktur umum WHO Keiji Fukuda, Kamis (7/4/2011).

Para pakar kesehatan mencatat, hanya sedikit saj anegara yang memiliki rencana menangani masalah resistensi obat, yang meningkat di tengah meningkatnya konsumsi antibiotik.

"Di sebagian besar negara, tak ada rencana, tak ada anggaran, tak ada garis pertanggung-jawaban untuk masalah yang sangat serius ini. Sistem surveilans lemah, sistem itu tak ada di banyak tempat," kata Mario Raviglione, pejabat WHO yang memimpin kampanye melawan tuberkulosis.   Ditambahkannya, kualitas antibiotik dipertanyakan di sebagian negara tersebut. "Dosis tak optimal sesungguhnya adalah pemicu mekanisme yang mengembangkan kekebalan terhadap obat. Penggunaan antibiotik seringkali tak layak, kami menyebutnya tidak rasional. Itu memudahkan terciptanya ketahanan terhadap obat," terangnya.      Selain itu, penggunaan antibiotik pada ternak --guna mendorong pertumbuhan dan mencegah penyakit serta mengobati hewan sakit-- juga memberi sumbangan pada resistensi obat. Setiap mikroba yang tahan terhadap obat yang berkembang pada hewan ternak dapat berpindah ke manusia melalui rantai makanan.

Karena mikroba akan selalu berusaha jadi kebal terhadap obat, "masalah ini takkan pernah hilang", kata Fukuda.

WHO mengekspos masalah penggunaan antibiotik  sebagai isu utama dalam memeringati  Hari Kesehatan Dunia tahun ini.  WHO ingin semua pemerintah, masyarakat sipil dan industri farmasi berupaya dengan beragam strategi guna menangani resistensi obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com