Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan Bingung Atur BBM

Kompas.com - 08/04/2011, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VII Satya Widya Yudha menyatakan, pemerintah tidak boleh bingung dalam melakukan pengaturan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Mengingat kebingungan akan semakin menambah beban anggaran negara.

Terkait hal ini, Satya menjelaskan sebenarnya ada dua isu yang harus diperhatikan. Pertama, harga minyak dunia naik sehingga perlu penyesuaian harga BBM, dan kedua, kebijakan BBM bersubsidi yang belum tepat sasaran.

"Kalau kita ingin mengendalikan BBM bersubsidi, maka harus tahu siapa yang seharusnya menerima, atau tepat sasaran. Dan untuk itu butuh infrastruktur," jelas Satya kepada Kompas.com, Jumat (8/4/2011).

Menurutnya, opsi pemerintah dalam hal ini hanya dua, yaitu menaikkan harga atau menambah utang. "Di dalam UU APBN ada dijelaskan, apabila harga rata-rata ICP naik 10 persen. Dia (pemerintah) boleh naikkan harga 10 persen," jelasnya, sembari mengingatkan bahwa anggaran semakin membengkak karena sikap bingungnya pemerintah, yang mungkin saja takut popularitasnya turun jika mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM.

Namun, politisi Golkar ini berpandangan, boleh saja harga tidak dinaikkan jika pemerintah mampu untuk mengendalikan BBM dengan penyediaan infrastruktur, seperti membangun pom bahan bakar gas (BBG) lebih banyak sebagai alternatif BBM, sesegera mungkin.

"Kalau Anda (pemerintah) belum bisa mengendalikan. Satu-satunya jalan adalah menaikkan harga. Pemerintah, kan, sudah punya payung hukumnya, itu UU APBN," jelasnya.

Ia menekankan, pemerintah bisa menaikkan harga dan secara paralel menyiapkan infrastruktur, sehingga subsidi bahan bakar bisa dinikmati oleh mereka yang berhak.

Sikap bingung pemerintah ini, Satya menilai, hanya akan menambah defisit anggaran. "Defisit anggaran karena pembangunan infrastruktur lebih baik dibandingkan untuk subsidi," jelasnya, yang juga menyebutkan listrik (PLN) ada indikasi minta tambah subsidi sebesar Rp 14,8 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com