Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudahnya Mendapat Kartu Kredit

Kompas.com - 15/04/2011, 09:56 WIB

Memasarkan kartu kredit di Indonesia tergolong mudah. Majalah ekonomi bulanan Indocommercial bahkan menyebut Indonesia sebagai tempat paling mudah untuk mendapatkan kartu kredit. Banyak penawaran kartu kredit di pusat-pusat perbelanjaan dengan janji kemudahan aplikasi tanpa pertimbangan memadai dalam menilai kemampuan bayar calon nasabah. Gampangnya mendapatkan kartu kredit ini menjadi faktor penarik kedua terbanyak (14,8 persen) bagi responden dalam memilih berbagai tawaran kartu kredit. Memilih berdasarkan nama baik dan reputasi bank penerbit kartu masih menjadi pertimbangan utama (36,3 persen).

Kepemilikan kartu utang yang terlalu mudah dan kecenderungan meringankan penilaian kekuatan finansial calon nasabah terlihat pula dengan adanya responden yang tergolong kelompok ekonomi bawah, tetapi memiliki lebih dari satu kartu kredit. Ketidakcocokan latar belakang ekonomi dengan pengeluaran kartu kredit juga menyebabkan sekitar 10 persen responden pemilik kartu kredit melakukan praktik gali lubang demi menutup lubang, membayar tagihan kartu kredit satu dengan menambah utang di kartu kredit lain.

Pola lain yang terungkap adalah hampir 40 persen pemilik kartu kredit di Ibu Kota memilih membayar dengan jumlah tagihan minimum tiap bulan. Padahal, pemegang kartu plastik ini biasanya dibebani bunga cukup tinggi oleh penerbit kartu kredit, mencapai 3,5 persen per bulan. Bunga ini yang menjadi sumber pendapatan penerbit kartu kredit.

Potensi pasar kredit di negeri ini akan mengundang lebih banyak pemain baru, termasuk pihak asing, ikut meraup untung. Saat ini, bank asing memegang urutan pertama dalam mengucurkan pinjaman melalui kartu kredit di Indonesia. Menurut catatan BI, bank asing telah mengalirkan 36,62 persen dari total utang yang penggunaannya melalui kartu kredit.

Selain gencarnya penawaran kartu kredit, penyedia utang menggalakkan promosi kredit tanpa agunan (KTA). Cara mendapatkan kredit ini pun tergolong mudah, terutama bagi masyarakat yang sudah memiliki satu jenis kartu kredit.

Lebih dari separuh responden survei ini pernah ditawari KTA. Promosi utang tanpa jaminan ini lazimnya dilakukan melalui pesan singkat di telepon genggam, menelepon langsung, juga penawaran kepada pengunjung pusat perbelanjaan.

Penagih utang

Potensi pasar kartu kredit atau kredit konsumsi lainnya tentu akan semakin meningkat seiring dengan membaiknya kesejahteraan masyarakat. Tetapi, peningkatan itu bukan tanpa risiko bagi bank penyalur kredit. Risiko yang dihadapi berupa kredit macet atau bermasalah.

Sebagian kecil (22 persen) pemilik kartu kredit yang diwawancarai mengaku pernah menunggak atau alpa membayar tagihan kredit. Alasannya beragam, mulai dari lupa, tidak punya dana, hingga malas.

Untuk mengantisipasi hal itu, bank biasanya mengetatkan pengawasan terhadap pembayaran tagihan nasabah agar tidak melampaui batas jatuh tempo. Tak jarang bank menggunakan jasa pihak ketiga (debt collector).

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com