Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Kualitas Lokal Bagus, tapi Mahal

Kompas.com - 18/04/2011, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertanian Suswono menyebutkan ada kesalahan dalam industri domestik sehingga menyebabkan tidak mampunya produk agrobisnis, khususnya hortikultura, bersaing dengan produk impor China. 

"Padahal dari sisi kualitas, sebetulnya produk buah-buahan kita jauh lebih baik daripada China," kata Suswono kepada Kompas.com seusai menghadiri pertemuan antarmenteri terkait pembahasan ACFTA di Jakarta, Senin (18/4/2011 ).

Suswono menyebutkan, produk buah-buahan lokal lebih baik karena buah dari China telah cukup lama disimpan di dalam lemari pendingin. Tidak hanya kualitas, harga buah di tingkat petani atau produsen sebenarnya juga cukup murah, tetapi menjadi tinggi karena rantai pemasaran yang panjang. "Misalnya, jeruk pontianak ini kan harganya di petani hanya Rp 3.000- Rp 4.000, tetapi kalau sudah di pasar kan harganya sudah mencapai Rp 20.000," jelasnya. 

Sebagai upaya meningkatkan daya saing produk lokal, selain menerapkan karantina melalui mekanisme SPS (sanitary and phytosanitary), pemerintah juga telah meluncurkan kebijakan Pasar Tani. 

Pasar Tani dimaksudkan untuk mendekatkan para petani produsen dengan konsumen. "Sehingga tidak ada rantai tata niaga yang panjang," tuturnya, yang juga menyebutkan telah ada 26 titik di seluruh Indonesia, tetapi belum optimal penyelenggaraannya.

Dalam waktu dekat ini, Kementerian Pertanian akan berupaya merevitalisasi Pasar Tani supaya bisa berfungsi dengan baik.

Sejauh ini, Suswono menyebutkan hubungan dagang Indonesia-China surplus dengan angka sekitar Rp 2.700 miliar pada tahun 2010 . Ssurplus tersebut lebih didominasi oleh sektor perkebunan, seperti kakao, CPO, dan karet, sedangkan sektor pangan, peternakan, dan holtikultura mengalami defisit. "Yang paling defisit cukup banyak ini sampai 600 juta dollar AS, yaitu hortikultura, terutama buah-buahan," tuturnya.

Seperti yang diberitakan, produk makanan memang menjadi salah satu produk yang dilihat Kementrian Perindustrian, yang mengalami lonjakan impor dari China, selain produk minuman, alas kaki, mainan anak-anak, elektronik, dan pakaian jadi.

Terkait dengan tingginya tekanan industri domestik kepada pemerintah mengenai ACFTA, Menko Perekonomian Hatta Rajasa akan berupaya memantau perkembangannya dengan mengadakan pertemuan berkala, rapat mingguan di tingkat eselon satu, rapat dua mingguan di level menteri, dan rapat pleno besar sebulan sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com