Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rupiah karena Ayam Ketawa

Kompas.com - 27/04/2011, 20:04 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Sekilas tidak ada yang istimewa dengan ayam ini. Bentuk, warna, dan ukuran sama dengan ayam kampung pada umumnya. Namun, siapa sangka ayam ini bisa bersuara unik mirip orang tertawa.

Itulah sebabnya disebut ayam ketawa. Ayam ketawa merupakan ayam yang berasal dari daerah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, sekitar 184 kilometer dari Makassar.

Dari daerah asalnya, ayam ini dinamakan ayam manugaga. Manu artinya ayam dan gaga artinya gagap atau ayam yang tergagap-gagap.

Selain bisa tertawa, ayam ini juga bisa mengeluarkan suara seperti lagu dangdut, slow rock, bahkan rock. Menurut kepercayaan masyarakat Bugis, ayam ini juga bisa membawa keberuntungan.

Maka tidak heran, bila harga jual ayam ketawa ini sangat mahal hingga puluhan juta rupiah. Saat ini banyak yang memburu ayam ketawa untuk dipelihara sendiri atau dijual lagi.

Pada beberapa kesempatan, ayam ini juga dilombakan. Salah satu pelaku usaha ayam ketawa adalah Suhardjo (54), warga Dusun Bayanan, Banjarnegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Usaha yang ditekuni merupakan usaha sampingan karena sehari-hari ia bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kesbangpolinmas Kota Magelang. Bisa dibilang Suhardjo orang pertama di Kota Magelang yang memiliki usaha ini.

Suhardjo menceritakan, awal mula menekuni usaha ini secara tidak sengaja. Suatu sore ketika ia sedang beristirahat di halaman belakang sambil memandangi bekas kandang burung cucak rowo.

"Waktu itu saya berpikir, mau diapakan kandang yang sekarang sudah kosong ini. Tiba-tiba istri saya memanggil dan bilang di televisi sedang disiarkan soal ayam ketawa," katanya. Ia pun segera menyimak acara di televisi.

"Saat itu juga insting bisnis saya langsung timbul. Wah, boleh juga nih," pikirnya saat itu. Secara kebetulan, kantor tempatnya bekerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (sebelum dipindah ke Kesabangpolinmas) memberi tugas kepadanya untuk tugas mencari lahan transmigran di daerah Sulawesi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com