Ditambah lagi perusahaan-perusahaan dari AS, seperti PNG dan GE, yang berinvestasi di sektor manufaktur dengan mengeluarkan dana ratusan juta dollar AS.
"Lalu grup-grup atau perusahaan dari Eropa, seperti Unilever dan Nestle. Nestle kita sudah tahu sudah bangun pabrik Milo di Jawa Timur, itu 150-200 juta dollar AS," kata Gita.
CEO dari Nestle, lanjut Gita, juga telah menyebutkan akan kembali membangun satu pabrik lagi di Jawa Barat, yang nilainya mencapai 150-250 juta dollar AS. Hal ini dilakukan karena perusahaan pangan olahan ini belum mencukupi permintaan produk.
"Unilever juga sangat positif. Mereka sudah memperkerjakan 4.000 orang Indonesia di sini. Dan, pemikirannya bagaimana mereka bisa memperkerjakan 8.000-10.000 orang di Indonesia," tuturnya.
Coca-cola pun akan melakukan peningkatan investasi sebesar 4-5 kali lipat dari target semula di Indonesia. Sebab itu, Gita pun berkeyakinan ini akan terealisasi dalam jangka waktu hingga 4 tahun.