Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Biaya Logistik Jadi 10 Persen

Kompas.com - 28/06/2011, 14:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kadin Indonesia menargetkan untuk menekan biaya logistik menjadi sepuluh persen pada tahun 2014. Untuk itu, diperlukan sejumlah perbaikan sistem logistik, tidak hanya untuk meningkatkan daya saing tetapi juga sebagai salah satu persiapan menghadapi ASEAN Economic Community pada tahun 2015 .

"Tentu kekurangan logistik kita ini banyak mulai dari masalah regulasi itu sendiri, masalah pelabuhan itu sendiri, masalah infrastruktur itu sendiri. Tentu itu kalau kita bicara logistik kita, banyak kekurangannya," ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik, Natsir Mansyur, di Jakarta, Selasa ( 28/6/2011 ).

Mengenai sistem logistik nasional, Kadin melihat tingginya biaya logistik menjadi salah satu masalah besar. Hal ini dapat terjadi karena hambatan infrastruktur, peraturan-peraturan yang sifatnya membatasi, hingga buruknya kualitas penyedia jasa logistik.

Selain biaya, hal ketepatan waktu juga menjadi masalah lainnya. Kedua masalah ini pun berdampak pada daya saing Indonesia di pasar internasional

Namun, ia menyebutkan, masih ada peluang dalam membangun logistik nasional. Salah satu contohnya dengan revitalisasi transportasi truk untuk industri. "Satu sisi ada kekurangan, satu sisi ada peluang bisnisnya," tambahnya.

Sebagai langkah ke depan, ia berharap bersama dengan pemerintah dapat membangun dan memperbaiki infrastruktur logistik. "Bagaimana menekan cost logistic kita dari 15 persen turun menjadi 10 persen," sebutnya.

Permasalahan biaya logistik ini, lanjut dia, sangat berpengaruh terhadap daya saing. Menurutnya, angka sebesar 15 persen itu termasuk tinggi. Oleh sebab itu, Kadin menargetkan untuk menurunkan persentase tersebut menjadi 10 persen pada tahun 2014 , atau menjelang ASEAN Economic Community (AEC).

Selain itu, sebagai salah langkah perubahan dalam sistem logistik nasional, Kadin mendorong sejumlah kementrian dan instansi terkait lainnya, untuk membentuk Komite Logistik Nasional. Komite ini nantinya akan berfungsi sebagai instrumen pemantau kebijakan dan pelaksanaan arus barang ekspor dan impor antar pulau, darat, laut, udara dan kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com