Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asing Bisa Menyulut IHSG hingga 5.000

Kompas.com - 18/07/2011, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu mencetak rekor baru di penutupan perdagangan. Jumat (15/7/2011) lalu, IHSG mencapai level 4.023,20, yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah.

Penopang indeks adalah aliran dana asing yang kian deras masuk ke Indonesia. Pengamat ekonomi David Sumual menuturkan, investor di luar negeri masih melarikan dananya ke emerging market sebagai imbas krisis utang yang terjadi di Eropa dan pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang berjalan lambat.

David memperkirakan aliran dana asing yang masuk sejak awal tahun hingga akhir Juni lalu sudah mencapai Rp 65 triliun. Sekitar Rp 18,6 triliun di antaranya masuk ke bursa saham, sementara sisanya masuk ke instrumen surat utang maupun Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Sementara, cadangan devisa Indonesia sudah menembus angka 120 miliar dollar AS. Padahal pengamat memperkirakan jumlah itu baru bisa tercapai pada akhir tahun ini.

David memprediksi Indonesia masih berpotensi terus kebanjiran dana asing. Dus, ia menilai IHSG masih berpeluang menciptakan rekor baru. Bahkan, tak mustahil IHSG mencapai level 5.000 di akhir tahun nanti.

Namun, laju IHSG ini bukannya tanpa risiko. Memang, dana asing masih terus mengalir masuk lantaran menilai fundamental Indonesia cukup kuat. Jadi, bila ada sentimen negatif yang mempengaruhi ekonomi Indonesia, aliran masuk dana asing akan terhenti dan berpotensi terjadi arus balik (sudden reversal).

Selain itu, David menilai instrumen finansial yang ada saat ini belum bisa menampung seluruh dana asing yang masuk. Maka, ia menyarankan instrumen finansial yang ada diperluas untuk memperbesar kapasitas penyerapan. "Perusahaan harus diberi insentif untuk melakukan IPO, rights issue, atau menerbitkan obligasi," katanya.

Pelaku pasar juga harus mewaspadai dampak sistemik dari krisis utang di negara-negara maju. "Indonesia bisa ikut terpengaruh jika terjadi krisis finansial global," tambah David.

Selain itu, analis Reliance Securities Wilson Sofan mengungkapkan, masih ada ancaman penurunan peringkat utang Amerika Serikat. Pemangkasan peringkat utang Negeri Patung Liberty ini akan jadi sentimen negatif bagi pasar.

Wilson memperkirakan hari ini IHSG masih memiliki potensi menguat tipis. Ia menganalisis IHSG akan bergerak di kisaran 3.953–4.040.

Hingga pukul 09.50 Senin (18/7/2011) pagi ini, IHSG naik tipis 0,06 persen ke posisi 4.025,566. dengan  70 saham naik,  63 saham turun dan 101 saham masih belum bergerak. (Adisti Dini Indreswari/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com