Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor agar Dukung Ketahanan Pangan

Kompas.com - 12/08/2011, 03:02 WIB

Jakarta, Kompas - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta investor kehutanan yang berbisnis di dalam kawasan hutan untuk turut mendukung ketahanan pangan. Kementerian Kehutanan akan mengkaji aturan yang membuka peluang pengembangan pertanian pangan dengan pola tumpang sari di dalam kawasan hutan.

Demikian disampaikan Menhut dalam buka puasa bersama anggota DPR dan wartawan di Jakarta, Rabu (10/8) malam. Indonesia memiliki kawasan hutan seluas 133,6 juta hektar dan Kemhut telah mencadangkan 35,4 juta hektar hutan terdegradasi untuk investasi tanaman pangan, hutan tanaman industri, dan sebagainya.

”Pengusaha hutan tanaman dan hutan alam perlu menanam tanaman pangan di dalam konsesinya untuk mendukung ketahanan pangan. Berapa porsinya, 20 persen banding 80 persen atau 30 persen banding 70 persen, nanti dibicarakan berapa idealnya sesuai kondisi lahan,” ujar Menhut.

Pemerintah mencanangkan swasembada beras. Namun, hal ini rasanya sulit terwujud karena luas areal persawahan terus tergerus pengembangan kawasan, sementara laju penambahan lahan tanaman pangan lebih lambat.

Keinginan Menhut ini mendapat sambutan positif dari Muslimin Nasution, Menteri Kehutanan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), yang juga hadir.

Muslimin mengatakan, Menhut kini berpeluang besar berperan meningkatkan pasokan pangan nasional lewat pemanfaatan kawasan hutan.

Muslimin, yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, BUMN yang mengelola 1,8 juta hektar hutan produksi di Pulau Jawa, mengungkapkan, Perhutani sudah mengembangkan pola tumpang sari pertanian pangan di dalam kawasan hutan bersama masyarakat. (HAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com