Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdiknas Harus Tentukan Prioritas

Kompas.com - 18/08/2011, 09:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Naiknya anggaran pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012 hingga mencapai Rp 20 triliun, menumbuhkan harapan agar penggunaan anggaran dapat benar-benar memberikan kontribusi besar pada pembangunan dunia pendidikan. Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan yakin menyatakan bahwa pendidikan saat ini sudah menyentuh kalangan berpenghasilan rendah. Namun, hal ini ditanggapi anggota Komisi X, Hetifah Sjaifudian, sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan realita. Kenyataannya, masih adanya keluhan tingginya biaya pendidikan dan anak-anak putus sekolah karena alasan ekonomi.

Wakil Ketua Komisi X Utut Adianto, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/8/2011) pagi, mengungkapkan, pemerintah harus menyadari bahwa pada kenyataannya, masih ada berbagai pungutan yang memberatkan rakyat. Peningkatan anggaran harus diikuti dengan strategi besar yang harus ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional untuk menentukan lini mana yang menjadi prioritas.

"Grand Strategy  mana yang mau kita tuntaskan masih sumir," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Di sisi lain, peningkatan anggaran ini diapresiasi Utut sebagai upaya untuk memperkuat kewajiban menuntaskan wajib belajar 9 tahun. "Ini sangat kita hargai, tetapi problem di lapangan, kita belum memiliki data valid yang teruji," ujarnya.

Utut menekankan, yang sesungguhnya penting dijadikan dasar oleh pemerintah adalah perintah pasal 31 ayat 2 UUD 1945  mengenai wajib belajar 9 tahun. Artinya, yang harus didorong kuat adalah pendidikan di tingkat SD dan SMP.

"Kenyataan sekarang, keikutsertaan rata-rata masih 7,9 tahun, artinya baru kelas 2 SMP. Putus sekolah penyebab utamanya adalah ekonomi, baru disusul berbagai alasan lainnya," kata Utut.

Selain itu, Utut juga mengingatkan, peningkatan dana bantuan operasional sekolah (BOS) harus diikuti dengan pola penyaluran yang efektif. Pada 16 Agustus 2011, telah ditandatangani surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan terkait percepatan penyaluran dana BOS.

Sementara itu, dalam pernyataannya kemarin, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengungkapkan anggaran sebesar sekitar Rp 57 triliun yang didapatkan kementeriannya akan difokuskan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan. Seperti penyediaan BOS bagi siswa setingkat SD dan SMP dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang kurang layak di berbagai pelosok desa.

"Saya ingin memastikan porsi besar terlebih dahulu. Paling pokok yaitu BOS, karena porsinya naik sekitar Rp 3 triliun atau menjadi Rp  23 triliun. Dana BOS tahun depan akan mengcover 100 persen biaya operasional sekolah,” ujarnya, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (17/8/2011).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com