Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggito: Kuncinya di Biaya Pokok Produksi

Kompas.com - 24/08/2011, 14:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi dari Universitas Gajah Mudah, Anggito Abimanyu menyebutkan, pemerintah sebenarnya tidak perlu menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Hal ini dapat dilakukan jika pemerintah bisa mengganti bahan bakar minyak (BBM) dengan gas.

"Jadi saya bandingkan saja 10 persen kenaikan TDL itu. Itu akan menghasilkan penghematan APBN (sebesar) Rp 11,8 triliun," ujar Anggito dalam diskusi dengan sejumlah wartawan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu ( 24/8/2011 ).

Namun, lanjut Anggito, jika pemerintah dapat memperbaiki produksi dengan cara menggantikan energi primer, yaitu BBM, sebesar 10 persen dialihkan ke gas, maka APBN yang dihemat dapat mencapai Rp 18,7 triliun. "Di sini kuncinya itu bukan di TDL, tapi di BPP, yaitu Biaya Pokok Produksi," tambah dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, jika pemerintah bisa berkomitmen bisa memberikan suplasi gas dan batu bara lebih banyak kepada PLN, maka penghematan fiskalnya akan signifikan. "Dan, tidak kontroversial. Karena TDL kan kontroversial, karena BPP-nya dianggap terlalu mahal," jelas mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan ini.

Namun, sebelumnya, Anggito sendiri pernah berpendapat bahwa jika pemerintah mau menaikkan TDL, maka ini harus dilakukan secara serius. Jika tidak, hal tersebut akan mengganggu anggaran pembiayaan (APBN). "Seperti tahun-tahun sebelumnya. TDL (naik sebesar) 10 persen ini serius nggak ini kira-kira. Karena kalau nggak serius, dampaknya pada kekurangan pembiayaan kan," ujar Anggito Abimanyu, di Jakarta, Jumat ( 19/8/2011 ) lalu.

Menurut Anggito, kenaikan TDL sebesar 10 persen ini senilai dengan subsidi sebesar Rp 8 triliun. "Jangan sampai nggak jadi. (Nanti harus) pakai Silpa (Sisa lebih perhitungan anggaran). Kan mahal," tegas dia.

Memang, seperti yang diberitakan, pemerintah berencana menaikkan TDL pada April tahun 2012 dengan tujuan untuk menurunkan anggaran subsidi dari Rp 65,6 triliun pada APBN-Perubahan 2011 menjadi Rp 45 triliun pada RAPBN 2012 . Pemerintah akan memberlakukan hal ini kepada pelanggan rumah tangga golongan 450 VA ke atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com