Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelas Menengah Kuasai China

Kompas.com - 12/09/2011, 14:22 WIB

KOMPAS.com - Kelompok kelas menengah yang tumbuh pesat di China membuat sisi permintaan melonjak. Alhasil, bulan lalu, China mencatat angka impor tertinggi. Padahal, sebagaimana warta AP, AFP, dan Xinhua pada Senin (12/9/2011), perekonomian dunia tengah melemah.

Diprediksikan, pendapatan kelas menengah yang terus meroket akan bertahan. Maka dari itulah, China akan tetap berada dalam keadaan meningginya tingkat permintaan dalam negeri. Ke depan, kelas menengah makin menguasai China.

Data resmi pemerintah China menunjukkan angka impor melonjak 30,2 persen menjadi 155 miliar dollar AS. Dibandingkan periode sama tahun lalu, angka ini berada di posisi Rp 1,300 triliun.   Di samping impor yang menanjak, ekspor China pun ikut menguat hingga 24,5 persen per akhir Agustus 2011. Hasilnya, ada surplus perdagangan mencapai 17,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 153 triliun.  Namun, begitu surplus perdagangan ini menurun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 31,5 miliar dollar AS.

Data-data ini muncul saat China tengah berupaya untuk mendongkrak permintaan dalam negeri demi menyeimbangkan perekonomiannya. "Angka ekspor dan impor bulan Agustus menunjukkan pertumbuhan ekonomi China dikendalikan permintaan dalam negeri dan pertumbuhannya sangat kuat," kata pengamat ekonomi dari ANZ, Li-Gang.

Tak cuma itu, China juga mendapat keuntungan dari penguatan mata uang yuan terhadap dollar AS. Data menunjukkan penguatan yuan hingga 5 persen terhadap dollar AS dalam 12 bulan terakhir.

Melambat

Pengamat mengatakan China sejatinya khawatir terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Kalau itu terjadi, pasar-pasar penting China akan meredup.

Berangkat dari situ, upaya China mempertinggi angka permintaan dalam negeri adalah untuk menyeimbangkan perekonomiannya.  "Krisis utang Eropa dan lambatnya pertumbuhan ekonomi AS tergambar dalam data ekspor China beberapa bulan ke depan," kata Shen Jianguang dari Mizuho Securities Asia.

"Saya kira pertumbuhan ekspor China akan berada di bawah 10 persen dalam kuartal keempat," tambah Jianguang.

Meski demikian, para analis mengatakan melambatnya perekonomian global justru menjadi pemicu meningkatnya ekspor China. Mereka mengatakan kekuatan utama manufaktur China adalah harganya yang murah. Di masa perekonomian memburuk seperti saat ini, konsumen justru akan memburu barang-barang murah yang ujungnya adalah meningkatnya permintaan. China adalah satu dari segelintir negara-negara yang mampu meproduksi barang murah.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com