Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Asing Kabur Indeks Turun Hampir 2 persen

Kompas.com - 14/09/2011, 16:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para investor asing tampaknya hengkang dari Bursa Efek Jakarta pada perdagangan Rabu (14/9/2011). Jumlah dana yang ditarik dari lantai bursa mencapai Rp 1,4 triliun.

 

Hasilnya, pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan melorot 1,96 persen atau 75,746 poin menjadi 3.799,037. Indeks LQ 45 turun 2,3 persen atau 15,610 poin menjadi 664,934. Total perdagangan saham pun hanya sebesar Rp 5 triliun.

 

 

Sementara pasar saham Asia ditutup beragam pada perdagangan hari ini. Keprihatinan soal krisis di zona euro dan kekhawatiran tentang kemungkinan Yunani akan gagal bayar, masih menjadi kekhawatiran investor.

Indeks Tokyo ditutup turun 1,14 persen menjadi 8.518,57 dan Sydney turun 1,64 persen menjadi 4.005,8. Seoul turun turun 3,52 persen menjadi 1.747,16. Sementara Shanghai naik 0,55 persen menjadi 2.484,83.

Mata uang bersama Eropa, euro, juga menghadapi tekanan jual setelah pemeringkat Moody's menurunkan peringkat dua bank besar Perancis yaitu Credit Agricole dan Societe Generale, sehubungan dengan kepemilikan obligasi milik negara yang sedang terlilit utang.

Komentar dari Perdana Menteri China Wen Jiabao bahwa akan ada jalan terjal yang harus dihadapi negara Eropa yang tertimbun utang, juga membuat investor khawatir.

 

Perhatian saat ini tertuju pada konferensi jarak jauh antara para pemimpin Yunani, Perancis dan Jerman karena mereka berupaya memimpin kawasan tersebut keluar dari krisis.

 

Konferensi jarak jauh antara Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Yunani George Papandreou, dilaksanakan setelah pasar saham terpukul pada Senin awal pekan lalu, karena kekhawatiran tentang gagal bayarnya Yunani semakin mengemuka.

Tetapi Jerman dan Perancis membantah rumor yang menyebutkan mereka memiliki usulan penyelamatan baru untuk Yunani. Euro dan pasar saham Eropa agak bergairah pada Selasa lalum, ketika ada berita China ingin membeli obligasi Italia.

 

"Pasar sudah sangat murah setelah terjadi penjualan besar-besaran, tetapi masih banyak hambatan setelah ini," ujar penasihat investasi dari Macqurie Private Wealth James Rosberg.

"Krisis Eropa belum berakhir dan berita soal China ini hanyalah setitik kecerahan di tengah badai. Risiko malahan meningkat dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya lagi.

 

Pada Forum Ekonomi Dunia di Dalian, Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan bahwa China akan terus berinvestasi di zona euro yang masih bermasalah, tetapi juga mengatakan para pemimpin harus dapat mengatur negara mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com