Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Widjojo dan Pembangunan Ekonomi Berwajah Kemanusiaan

Kompas.com - 24/09/2011, 09:58 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

Di tengah kesibukannya yang sangat padat semasa menjabat sebagai Dekan FEUI maupun menempati berbagai posisi strategis dalam jajaran tim ekonomi kabinet pemerintah semasa Orde Baru, ia tetap menyempatkan diri untuk menemani cucunya bermain, les piano, les balet, dan pergi ke toko buku. Sebagai bentuk rasa sayang kepada keluarga, buku itu didedikasikan untuk ketiga cucunya yang telah beranjak dewasa.  

Buku ini merupakan kumpulan tulisan dan uraian Prof Widjojo yang berisi pengalamannya membangun ekonomi Indonesia. Buku yang sebelumnya telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia itu menjadi makin bermakna bagi generasi muda untuk lebih mengetahui perekonomian Indonesia khususnya selama periode 1968-1993. Karena Widjojo telah menambahkan keterangan yang menjelaskan latar belakang setiap tulisan di buku itu.

Pemilihan dan penyusunan naskah untuk menjadi buku ini dilakukan secara langsung oleh Prof Widjojo Nitisastro.   Dalam pembuka buku itu dipaparkan, hampir 50 tahun yang lalu, pada 10 Agustus 1963, Dr Widjojo Nitisastro dikukuhkan sebagai guru besar FEUI.

Yang istimewa, selain usia Widjojo yang baru hampir 36 tahun, adalah pidatonya yang berjudul "Analisa Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan" yang menekankan pentingnya analisis ekonomi dan pembangunan. Padahal di zaman itu, Pemerintah Indonesia tengah meremehkan masalah ekonomi, politik menjadi panglima. Saat itu ilmu ekonomi bahkan dianggap telah memerosotkan kehidupan masyarakat.

Di masa peralihan politik Indonesia pada tahun 1968, ekonomi Indonesia telah berada dalam masa peralihan yang sangat penting. Pemerintah melakukan stabilisasi dan rehabilitas ekonomi dengan melakukan pemberesan rumah tangga dalam negeri melalui kebijakan fiskal dan moneter, pengendalian inflasi, menggunakan prinsip ekonomi yang sehat untuk memberi kebebasan yang lebih besar pada perekonomian, serta membangun kembali hubungan ekonomi dengan negara lain di dunia.  

Masalah beras merupakan salah satu program stabilisasi dan rehabilitas tersebut. Saat itu, impor beras amat besar, produksi tidak memadai dan harga amat tinggi. Untuk itu Widjojo telah diundang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memberi pidato utama pada lokakarya mengenai pangan yang diselenggarakan pada Mei 1968. Lokakarya itu merupakan persiapan Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang pangan.  

Dalam pandangan Widjojo yang kemudian diejawantahkan dalam bentuk kebijakan, pembangunan ekonomi tidak sekedar mengenai uang tetapi bagaimana uang itu digunakan. Karena itu, butuh perencanaan yang matang, implementasi di lapangan yang baik, dan evaluasi atas setiap pelaksanaan program agar akuntabel dan tepat sasaran.

Dengan model pemerintahan yang sentralistik atau terpusat, maka setiap kebijakan pembangunan ekonomi bisa segera diimplementasikan secara cepat, efektif dan efisien. Ini tentu menjadi pembelajaran dalam menata ekonomi Indonesia saat ini yang berjalan lambat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com