Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Berpotensi Tetap Tertekan

Kompas.com - 04/10/2011, 17:45 WIB
Orin Basuki

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih berpotensi untuk tetap tertekan dalam jangka menengah atau dalam setahun ke depan. Hal ini terjadi karena sebagian investor asing yang membeli aset dalam rupiah tidak mengenal baik kondisi perekonomian Indonesia sehingga cenderung sensitif terhadap perubahan kondisi.

"Dalam jangka menengah, nilai tukar dollar AS akan tetap menguat sehingga rupiah tidak mungkin kembali lagi ke posisi Rp 8.500 per dollar AS dalam setahun ke depan. Hal ini antara lain terjadi karena perekonomian global bisa membaik pada 2012 sehingga aliran modal pada aset berdenominasi dollar AS akan meningkat," ujar Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan di Jakarta, Selasa (4/10/2011). Anton berbicara dalam Presentasi dan Diskusi Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia.

Menurut Anton, tekanan terhadap rupiah juga bisa terjadi dalam jangka pendek atau sebulan ke depan. Namun, tekanan tersebut dapat dinetralkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang bisa saja melakukan intervensi ke pasar valuta asing.

"Meski demikian, dalam jangka panjang, nilai tukar rupiah akan tetap menguat. Tekanan yang terjadi dalam jangka pendek dan menengah itu terjadi karena investor asing sudah terlalu lama memegang aset dalam bentuk rupiah. Lalu dalam dua minggu terakhir ini terjadi peningkatan kebutuhan likuiditas dalam bentuk dollar AS. Akibatnya, aset dalam bentuk rupiah masih akan tetap dilepas untuk mengamankan likuiditas dalam dollar AS itu," ujarnya.

Kekhawatiran terhadap perkembangan di Yunani, kemudian dipadu dengan penguatan nilai tukar dollar AS pada beberapa mata uang (termasuk yen dan rupiah), serta mengetatnya likuiditas dalam bentuk dollar AS telah membuat investor asing melepas kepemilikan aset rupiahnya pada posisi netral. Salah satu jenis investasi yang menjadi pilihan adalah nondelivery forward (NDF), instrumen keuangan di pasar komoditas yang tidak membutuhkan pengiriman barang secara fisik.

"Hal itu dilakukan para investor asing di Indonesia untuk melindungi investasi mereka dari risiko perlemahan rupiah yang sempat mencapai tiga persen pada 9-21 September 2011. Siapa mereka? Mereka adalah investor asal Eropa yang tidak mengetahui Indonesia secara lebih mendalam," ujar Anton.

Nilai tukar rupiah diperdagangkan pada Rp 8.930-Rp 9.100 per dollar AS, Selasa siang. Dengan demikian, rupiah masih melemah dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang ada pada Rp 8.800-Rp 8.925 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com