JOMBANG, KOMPAS.com - Aksi protes warga atas pencemaran debu Pabrik Gula Djombang Baru, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berbuntut pada penutupan kegiatan operasional pabrik gula itu selama tiga hari.
Selama waktu penutupan, pihak manajemen pabrik gula diminta secepatnya memperbaiki kebocoran cerobong asap.
Hari Selasa (4/10/2011) ini pabrik masih beroperasi, karena masih ada sisa penggilingan tebu yang harus kami tuntaskan. Baru besok, hari Rabu sampai dengan hari Jumat (7/10/2011 ) kegiatan operasional penggilingan tebu kami hentikan, sementara untuk memperbaiki cashing cerobong ketel yang bocor," kata Kepala Bagian Adinistrasi Keuangan dan Umum Pabrik Gula Djombang Baru, Priyo Budi Setiyono, Selasa (4/10/2011), di Jombang.
Ia mengakatakan, selama ini tidak pernah terjadi kebocoran cerobong ketel selama dalam proses penggilingan tebu. Kebocoran baru terjadi akhir-akhir ini, tepatnya, sehabis Lebaran yang lalu.
"Kami sempat kaget juga melihat warga ramai-ramai protes dan demo ke pabrik 27 September lalu, karena merasa terganggu dengan pencemaran debu," kata Priyo.
Agar aksi protes dan demo tersebut tidak terus berlarut-larut, pihak PG Jombang Baru pun memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan operasional penggilingan tebu, hingga proses penggilingan tebu berjalan normal kembali.
Terkait kerugian atas penutupan sementara operasional penggilingan tebu, Budi mengatakan, , "Nilai kerugiannya kami perkirakan sebesar Rp 2,3 miliar.".
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Djombang Baru, Basyarudin Saleh, mengatakan, pihaknya amat medukung aksi protes dan demo yang dilakukan warga.
"Pencemaran debu tidak hanya mengganggu warga tiga desa, Jombang, Kauman, dan Tambakberas, tapi meluas sampai wilayah kecamkatan Tembelang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.