Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Kita di ASEAN

Kompas.com - 16/11/2011, 02:58 WIB

Alih-alih menanamkan modal di Indonesia yang dalam setahun bisa menyerap empat juta produk Blackberry, RIM justru memilih berinvestasi di Malaysia yang dalam setahun tak dapat menyerap lebih dari 400.000 unit produknya.

Setelah mendapat protes dari Pemerintah Indonesia, pimpinan RIM menjelaskan bahwa dalam hal ini mereka sedang memanfaatkan skema perdagangan bebas ASEAN. Artinya, mereka memilih Malaysia yang iklim investasinya lebih baik sebagai basis produksi di ASEAN. Sedangkan Indonesia hanya diperlakukan sebagai ”pasar besar” dengan fasilitas zero-tariff yang menguntungkan dalam skema perdagangan bebas ASEAN.

Pertanyaannya, apakah untuk menjadi pemain regional yang hebat di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memang harus terus ”setia” mendudukkan diri sebagai ”konsumen massal” bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di kawasan ASEAN?

Syamsul Hadi Pengajar Ekonomi Politik Internasional di Departemen Hubungan Internasional FISIP UI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com