Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinar Mas Dukung Penanaman Semiliar Pohon

Kompas.com - 28/11/2011, 17:37 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

SENTUL, KOMPAS.com - Sinar Mas melalui Sinar Mas Forestry (SMF) memberikan dukungan bagi program Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional yang berpusat di Bukit Merah Putih, Indonesia Peace and Security Centre, Sentul,

Bogor melalui penanaman sebanyak 10 ribu pohon hari Senin (28/11/2011).

Langkah ini merupakan satu dari beragam komitmen Sinar Mas dalam pelestarian lingkungan, di mana di antaranya menjadikan pengelolaan hutan tanaman sebagai salah satu kontributor dalam rehabilitasi lahan dan penyerapan karbon.

“Dimasukkannya hutan tanaman industri menjadi salah satu bagian dari Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon sangatlah membanggakan karena menunjukkan penanaman serta pemeliharaan yang kami lakukan selama ini oleh pemerintah dinilai mampu membawa dampak positif dalam merehabilitasi lahan dan hutan sekaligus memerangi dampak perubahan iklim. Terlebih sejak gerakan penanaman nasional
diinisiasi pada 2009 silam, kami tidak pernah absen berperan serta,” kata G Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas di sela kegiatan.

Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden, Boediono beserta para istri yang didampingi Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono terlibat dalam penanaman serentak. Sejumlah perwakilan manajemen Sinar Mas yang hadir antara lain Teguh Ganda Wijaya, Muktar Widjaja, Franky O. Widjaja dan Linda Wijaya.

Sinar Mas selama ini melangkah sebagai industri hijau, sejak awal memandang penanaman berikut pemeliharaan adalah salah satu langkah paling efisien sekaligus efektif dalam membangun keberlanjutan usaha melalui harmoni antara aspek sosial, kelestarian lingkungan berikut aspek ekonomi.

Melalui SMF, beragam terobosan dan inovasi dilakukan untuk menjadikan pembangunan hutan tanaman industri mampu menjadi pemasok bahan baku bagi industri pulp dan kertas, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya mereka yang ada di sekitar hutan, dan terakhir, merehabilitasi lahan berikut mengurangi dampak perubahan iklim.

Hal tadi tampak saat mitra kerja SMF, PT Sebangun Bumi Andalas Wood Industries yang merupakan pemasok bahan baku Asia Pulp & Paper (APP), pada kesempatan yang sama memperoleh penghargaan dari Kementerian Kehutanan atas peran dan komitmennya merehabilitasi lahan dengan mengembangkan hutan tanaman industri seluas lebih dari 200.000 hektar di Sumatera Selatan pada kawasan yang sebelumnya telah rusak dan tidak produktif akibat kebakaran lahan saat badai tropis El Nino mengakibatkan kemarau panjang akhir periode ’90-an lampau.

Hasil kajian sejumlah perguruan tinggi menunjukkan keberadaan hutan tanaman selain meningkatkan kemampuan kawasan tersebut dalam
menyerap karbon, juga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kami meyakini Indonesia akan mampu mendapatkan begitu banyak manfaat melalui pengelolaan hutan tanaman industri secara lestari yang memanfaatkan teknologi water management yang sesuai didukung penelitian dan pengembangan di bidang pembibitan serta budidaya kehutanan yang maju. Seluruhnya mengedepankan praktik bisnis yang berkelanjutan,” urai Corporate Affairs Director SMF, Sandrawati

Wibowo setelah penanaman serentak yang melibatkan lintas institusi, termasuk para menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu II dan jajaran pejabatnya, anggota Komisi IV DPR RI, para ketua partai politik, jajaran pemerintah daerah, perwakilan negara asing dan sahabat, perwakilan manajemen BUMN dan BUMS, ormas hingga para mantan Menteri Kehutanan.

Studi IPB yang diketuai oleh Dr Mahmud Raimadoya dengan menggunakan citra satelit dari tahun 1995 hingga 2009, menyimpulkan hutan tanaman industri (HTI) dapat membantu memulihkan tutupan lahan secara berkelanjutan dan berangsur-angsur dapat mengembalikan fungsi hutan produksi, serta berkontribusi secara signifikan dalam penyerapan karbon dan peningkatan stok karbon.

Hasil kajian juga menunjukkan, bahwa perolehan karbon bersih untuk seluruh tutupan lahan pada periode HTI (2009) relatif lebih tinggi dibandingkan pada periode HPH (1995), dan masih lebih baik dari periode pasca kebakaran (2000).

Dari sisi ekonomi, studi di lokasi yang sama oleh Dr Najib Asmani dari Universitas Sriwijaya tahun 2011 menyimpulkan bahwa pendapatan masyarakat sekitar HTI meningkat hingga 47,65 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com