Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Bisa Tembus USD150-175

Kompas.com - 03/02/2012, 11:15 WIB

Namun, bagaimanapun juga analis mengatakan bahwa ketegangan memang ada di Selat Hormuz tetapi tidak akan ada penutupan. Ketidakmungkinan ini dilatarbelakangi oleh besarnya volume minyak yang ditransportasikan melalui Selat Hormuz yang mencapai sekitar 17 juta barrel per hari. Selain itu, sebanyak sepertiga rute gas cair (LNG) atau sekitar 33 persen di dunia melalui selat yang strategis itu. Volume minyak yang lewat Selat Hormuz sekitar 17 juta barrel per hari itu sama dengan 19% dari total produksi atau kebutuhan dunia saat ini sekitar 88 juta barrel / hari.

Andaikan Selat Hormuz ditutup, negara-negara yang menggunakan selat tersebut sebagai jalur transportasi masih bisa menggunakan alternatif jalur pipa yang ada seperti Arab Saudi dan UEA. Diperkirakan sekitar 3 - 4 juta barrel/ hari dapat dilakukan penyaluran melalui pipa. Namun bagaimanapun juga, penutupan Selat Hormuz itu akan memicu lonjakan harga minyak mencapai US$ 175.

Dari Belgia diinformasikan, dalam seminar “EU ENERGY LAW & POLICY” yang diadakan Hotel Renessaince – Brussels, bahwa negara Uni Eropa sepakat bahwa harus diambil tindakan terkait dengan penutupan Selat Hormuz. Kalau toh harus dilakukan penutupan, negara-negara Uni Eropa sudah melakukan tindakan antisipasi penutupan tersebut.

Untuk kasus Indonesia sendiri, tentu saja produksi minyak Indonesia tidak akan terpengaruh. Namun, jika bicara pengaruh pada tingginya harga minyak nanti, Indonesia akan terkena dampak langsung karena Indonesia harus impor minyak mentah dengan harga yang berlaku di pasar.

Harga minyak yang membumbung tinggi itu hendaknya dimanfaatkan pemerintah untuk memantabkan tekadnya melaksanakan pencabutan subsidi BBM, sementara subsidi BBM untuk masyarakat tertentu (miskin) seharusnya tetap bisa diteruskan.

Namun, peserta diskusi kelompok pada 27 Januari 2012 di Wina itu sepakat bahwa untuk mengatisipasi gejolak minyak di masa depan, Indonesia harus memiliki politik energi jangka panjang yang antara lain dengan mengedepankan ketahanan energi dan keberpihakan pada investor nasional. Dalam jangka pendek, diharapkan Iran dan AS saling memahami dan menyelesaikan ketidaksepakatan di antara mereka dengan bijaksana.


Putut Prabantoro
, Penasehat Ahli Kepala BPMigas Bidang Komunikasi dari Austria

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com