Jakarta, Kompas
”Maskapai lain juga kami selidiki, tetapi sebelum faktanya kuat tidak disampaikan kepada publik,” kata Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigadir Jenderal (Pol) Benny Mamoto, Rabu (8/2), di Kantor BNN, Jakarta.
Benny mengatakan, ia mendapatkan pesan singkat, informasi, tentang pilot yang mengonsumsi narkoba dari beberapa maskapai. ”BNN akan segera menindaklanjutinya. Harap bersabar,” ujarnya.
BNN juga akan mengintensifkan upaya untuk memutus mata rantai peredaran narkotika sebab dari pemeriksaan terhadap para pilot Lion Air yang tertangkap tangan, narkotika mudah dibeli.
Hanya dengan menelepon, paket narkotika langsung dikirim ke kamar di kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Medan. Jadi, dapat dikatakan di tiap kota besar narkotika mudah dibeli.
Mendampingi Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN dalam jumpa pers di kantor BNN, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan, pilot-pilot
Edward menegaskan, Lion Air bersama BNN terus akan mengetes urine para awak kabin di semua bandar udara. ”Sebelumnya, kami juga pernah memecat pilot karena mengonsumsi narkotika atas informasi dari bawahannya,” katanya.
Edward menegaskan, pilot
Kementerian Perhubungan sebelumnya membekukan lisensi terbang pilot bersangkutan minimal dua tahun.
”Apabila dalam pemeriksaan kami, seorang pilot kedapatan kolesterol tinggi saja, kami larang terbang karena ada potensi serangan jantung. Apalagi apabila pilot atau awak kabin mengonsumsi narkotika,” ujar Edward.
Sejauh ini, kata Benny, para pilot yang tertangkap basah
Benny menekankan, sindikat narkotika memang makin gencar masuk Indonesia. Mulai dari sindikat Nigeria, Iran, hingga Bulgaria. Sindikat sudah memasuki desa-desa di Aceh hingga desa- desa di Jawa.