Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Silent Stroke", Mendengkur dan "Sleep Apnea"

Kompas.com - 16/02/2012, 17:08 WIB

KOMPAS.com - Sleep apnea atau henti nafas saat tidur yang ditandai dengan dengkuran, telah lama dikenali sebagai salah satu faktor risiko terhadap stroke. Sebuah penelitian kecil yang dipresentasikan pada the American Stroke Association's International Stroke Conference 2012 memberikan pencerahan baru terhadap hubungan stroke dan mendengkur ini.

Penelitian yang dilakukan di  University of Dresden, Jerman tersebut menyatakan bahwa penderita sleep apnea berat berisiko lebih tinggi untuk terkena silent stroke atau lesi kecil di otak. Penelitian terkini menunjukkan bahwa 1 dari 10 pasien stroke juga mendengkur dan menderita sleep apnea. Lebih jauh lagi, sleep apnea ditemukan juga pada lebih dari setengah pasien dengan stroke ringan yang secara klinis tidak menunjukkan gejala apa-apa (silent stroke).

Mengutip dr. Jessica Kepplinger, pemimpin penelitian ini; "Kita tahu bahwa sleep apnea merupakan salah satu faktor risiko dari stroke, tapi kami menemukan hasil yang amat mengejutkan. Sebanyak 91% pasien stroke akut ternyata mendengkur dan terdiagnosa dengan sleep apnea!"

Penelitian

Penelitian di University of Dresden menyertakan 56 pasien stroke iskemik akut (stoke yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah). Para pasien dilakukan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Penderita dengan indeks henti nafas (AHI) lebih dari 5 kali per jam dinyatakan positif menderita sleep apnea.

Para peneliti juga menggunakan MRI dan CT scan untuk melihat sumbatan pada pembuluh darah penderita. Beberapa pasien yang mengalami sumbatan-sumbatan pada otaknya namun tidak mengeluhkan gejala apa pun digolongkan sebagai penderita silent stroke.

Hasilnya, 51 (91%) pasien ternyata menderita sleep apnea. 29% terdiagnosa dengan sleep apnea berat, sementara 30% lagi termasuk sedang. Sementara 58% pasien silent stroke menderita sleep apnea berat. Disimpulkan juga oleh para peneliti bahwa semakin parah sleep apnea yang diderita akan semakin besar juga kemungkinan menderita silent stroke.

Semakin parah derajat sleep apnea juga meningkatkan risiko tingkat keparahan cacat pasca stroke.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini seharusnya mengetuk kesadaran kita akan pentingnya kesehatan tidur khususnya masalah mendengkur. Di kalangan medis sendiri kepekaan akan sleep apnea sudah harus ditingkatkan hingga pemeriksaan penyaring dilakukan pada pasien stroke. Sementara kenyataan saat ini, tak banyak pasien stroke yang diperiksakan tidurnya.

Padahal pemeriksaan mendasar sleep apnea amatlah mudah, tanyakan pada keluarga tentang kebiasaan mendengkur pasien. Para peneliti juga menyarankan pada kalangan medis agar memeriksakan dan merawat sleep apnea sama seperti faktor risiko stroke lainnya, misal tekanan darah tinggi.

dr Andreas Prasadja, RPSGT

Praktisi Kesehatan Tidur, Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com